8 Tahun Kamisan Kaltim, Istri Munir dan Sumarsih Kritik Kemunduran HAM di Era Kini
Penulis: Akmal Fadhil
2 jam yang lalu | 0 views
8 Tahun Kamisan Kaltim di Teras Samarinda yang menjadi simbol kritis HAM di Indonesia. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Dua tokoh pejuang hak asasi manusia, Suciwati dan Sumarsih, menyampaikan kritik tajam terhadap kondisi demokrasi dan penegakan HAM di Indonesia saat menghadiri peringatan 8 Tahun Aksi Kamisan Kalimantan Timur yang digelar di Teras Samarinda, Kamis 7 Agustus 2025.
Suciwati, istri mendiang aktivis HAM Munir Said Thalib, menyebut situasi HAM saat ini sebagai bentuk “degradasi moral.” Ia menyoroti ironi ketika pelanggar HAM justru diberi ruang kekuasaan tertinggi di negeri ini.
“Ruang HAM diinjak-injak. Penjahat HAM bisa jadi presiden, itu bukan hal mengejutkan, tapi menunjukkan kemunduran bangsa,” kata Suciwati dalam orasinya.
Ia juga menilai kekuasaan saat ini semakin represif terhadap rakyat. “Semakin hari rakyat dikuras habis sumber dayanya, dan siapa pun yang melawan akan dihabisi. Ini bentuk kejahatan yang semakin brutal dan semena-mena,” lanjutnya.
Meski demikian, ia tetap melihat harapan dalam gerakan perlawanan anak muda. Suciwati mengingatkan kembali semangat perjuangan 32 tahun lalu ketika berbagai bentuk perlawanan tumbuh di bawah tekanan.
“Dulu banyak perlawanan muncul, anak muda merebut ruang dan menolak ketidakadilan. Itu bentuk perlawanan yang indah. Sekarang perlawanan hadir dalam bentuk lain lagu, bendera, karya. Itu tetap perjuangan,” tegasnya.
Sementara itu, Sumarsih, penggagas aksi Kamisan yang juga ibu dari Wawan, mahasiswa yang tewas dalam tragedi Semanggi I Tahun 1998 menekankan pentingnya keberlanjutan gerakan moral ini.
Ia mencatat bahwa sejak masa pemerintahan SBY hingga Jokowi, aksi Kamisan terus konsisten hadir sebagai bentuk protes diam terhadap impunitas.
“Saat ini kami tidak lagi melayangkan surat ke presiden, cukup selembaran. Tapi sikap kami tetap jelas. Aksi Kamisan menginspirasi anak muda untuk berpikir kritis terhadap sekitarnya. Itu bukti bahwa inisiasi kami tidak sia-sia,” ujar Sumarsih.
Dalam peringatan delapan tahun Aksi Kamisan Kaltim ini, keduanya mengajak generasi muda untuk terus menjaga nyala perlawanan terhadap ketidakadilan dan menjaga harapan akan masa depan yang lebih adil dan bermartabat. (*)