search

Advetorial

DPRD KaltimTahun Politik

Gelar Sosbang di Jonggon, Haji Alung Ingatkan Soal Persatuan di Tahun Politik

Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 10 November 2023 | 325 views
Gelar Sosbang di Jonggon, Haji Alung Ingatkan Soal Persatuan di Tahun Politik
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan yang dilaksanakan oleh Anggota DPRD Kaltim, Muhammad Syahrun. (Istimewa)

Presisi.co - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Muhammad Syahrun, menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di BPU Desa Jonggong, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Jumat, 10 November 2023. 

Dihadapan puluhan warga yang antusias mengikuti kegiatan ini, Haji Alung (sebutan akrab Muhammad Syahrun), yang juga merupakan politisi dari Partai Golkar, menyoroti pentingnya memahami empat konsensus dasar: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Politisi Golkar yang karib disapa Haji Alung itu menekankan relevansi pemahaman nilai-nilai kebangsaan, terutama dalam konteks tahun politik saat ini. "Jaga persatuan, jangan sampai NKRI terpecah belah oleh hasutan kebencian,"

Ia menegaskan bahwa empat konsensus berbangsa tersebut merupakan pondasi yang harus tetap dijaga agar tercipta suasana yang harmonis, aman, dan nyaman.

Haji Alung juga memberikan pesan penting mengenai kondusifitas daerah. Termasuk, menjadikan pertemuan ini sebagai momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai kebangsaan di tengah dinamika politik dan ekonomi yang terus berubah.

"Jika Kaltim senantiasa terjaga kondusifitasnya, pasti perekonomian kita akan tetap bertahan dan membaik, apalagi dengan kehadiran IKN (Ibu Kota Nusantara, Red)," ungkapnya.

Haji Alung turut mengundang Ahmad Fadillah sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Ahmad Fadillah mengapresiasi kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan sebagai langkah positif di tengah gejolak paham liberal dan radikal yang tengah meresahkan sebagian masyarakat. Ahmad mengulas sejarah panjang Pancasila sebagai ideologi bangsa, membandingkannya dengan pondasi utama sebuah gedung.

"Tanpa dasar yang kokoh, bangunan itu pasti akan roboh," pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi