search

DPRD Samarinda

dprd kaltimmuhammad samsunpdi perjuangan

Legislator Kaltim Prihatin, Alih Fungsi Lahan Pertanian Menyulitkan Petani

Penulis: Redaksi Presisi
Minggu, 02 April 2023 | 145 views
Legislator Kaltim Prihatin, Alih Fungsi Lahan Pertanian Menyulitkan Petani
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun mengungkapkan keprihatinannya terkait dengan banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi kawasan industri dan permukiman di daerah tersebut.

Legislator Dapil Kutai Kartanegara (Kukar) ini mengungkapkan kekhawatirannya atas perubahan fungsi lahan pertanian yang semakin meresahkan. Dia menyebutkan bahwa sebagian besar lahan pertanian telah diubah menjadi permukiman dan, yang lebih mengkhawatirkan, bahkan beberapa lahan telah dialihkan untuk kegiatan pertambangan batu bara.

"Lahan pertanian kita semakin menyempit akibat alih fungsi lahan, dari yang semula pertanian, dirubah menjadi pemukiman bahkan parahnya lagi tak sedikit dialihkan untuk kegiatan pertambangan batu bara," ujar Samsun.

Samsun mencatat bahwa alih fungsi lahan pertanian ke pertambangan telah menjadi tren yang mengkhawatirkan. Meskipun sudah ada Perda (Peraturan Daerah) yang melindungi lahan pertanian, dan meskipun undang-undang Minerba melarang pertambangan di wilayah pertanian, realitas di lapangan masih menunjukkan pergeseran ini.

Politisi PDI Perjuangan ini menyatakan bahwa dalam beberapa kasus, para petani enggan mempertahankan lahan pertanian mereka karena hasil pertanian tidak lagi menguntungkan. Banyak dari mereka memilih menjual lahan mereka kepada perusahaan pertambangan.

Situasi ini menunjukkan kompleksitas permasalahan yang perlu ditangani secara holistik untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Untuk itu, Samsun mendorong para petani untuk mempertahankan lahan mereka dan tidak menjualnya ke perusahaan tambang. Dia mengusulkan agar lahan-lahan tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk menanam pohon buah-buahan seperti alpukat, yang bisa memberikan hasil ekonomis berkelanjutan.

"Permasalahannya adalah lahan kita banyak yang tidak produktif, sehingga dialih fungsikan kegiatan pertambangan, tambang pasti cari untung. Akhirnya tinggal menyisakan lubang-lubang tambang jika tidak produktif lagi," tutup Samsun. (*)