search

Daerah

Pro BebayaPemkot SamarindaKecamatan SambutanAndi Harun

Tahun Kedua Pro Bebaya, Camat Sambutan Pilih Lebih Hati-hati Meski Progres Berjalan Baik

Penulis: Nelly Agustina
Rabu, 02 Agustus 2023 | 1.400 views
Tahun Kedua Pro Bebaya, Camat Sambutan Pilih Lebih Hati-hati Meski Progres Berjalan Baik
Pembangunan gapura di salah satu wilayah Kecamatan Sambutan yang anggarannya berasal dari dana Pro Bebaya. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Camat Sambutan Yosua Laden menyebut, pihaknya mengedepankan unsur kehati-hatian dalam mencapai progres realisasi Program dan Pemberdayaan Masyarakat atau Pro Bebaya di wilayahnya. 

Hal ini disampaikan usai rapat koordinasi penanganan sampah di Lantai III Balai Kota Samarinda, Jalan Kesuma Bangsa pada Selasa, 1 Agustus 2023.

“Semuanya masih on-progress. Penyusunan RAB (Rencana Anggaran Belanja) harus matang dan hati-hati," kata Yosua.

Menurut dia, program Pro Bebaya yang sudah memasuki tahun keduanya ini harus lebih mengedepankan akuntabilitas agar terhindar dari jerat perkara. Ditanya soal realisasi Pro Bebaya di Triwulan kedua, rata-rata masih di bawah 50 persen. Hal tersebut, dijelaskannya masih dipengaruhi oleh sejumlah tahapan untuk melakukan penyusunan, perencanaan hingga realisasinya.

“Jangan sampai ada permasalahan di kemudian hari,” tegasnya.

Ia memastikan, seluruh kegiatan Pro Bebaya di Kecamatan Sambutan sudah berjalan. Sementara, petugas di kelurahan melakukan penginputan data seperti Surat Pertanggung Jawaban (SPJ). Secara teknis pelaksanaannya dibutuhkan waktu satu bulan setelah pencairan dana probebaya.

“Jadi harus segera dilakukan dan penyusunan SPJ nya juga harus disegerakan,” bebernya.

Jarak satu bulan yang diberikan untuk realisasi Yosua jelaskan sudah sesuai dan tidak mengganggu dalam relaisasinya. Terlebih realisasi probebaya bentuknya skala kecil dan sesuai dengan kebutuhan warga.

“Misal kan penggunaan drainase, gapura dan jalanan,”ungkapnya.

Yosua jelaskan bahwa pada probebaya untuk penganggaran sosial yang sebesar 40 persen dalam realisasinya masih disesuaikan dengan besaran anggaran dan kebutuhan. Ia mencontohkan misal pada penanganan stunting hanya dapat melakukan pembagian sembako pada satu atau dua kali waktu, jika untuk pendampingan intensif anggarannya sangat besar dan tidak dapat mencakup keseluruhan anak beresiko stunting.

“Kami pasti salurkan, namun disesuaikan agar merata dan semuanya bisa terbantu. Termasuk untuk bantuan pendidikan dan pembayaran BPJS (Badan Penyedia Jaminan Sosial),” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi