search

Daerah

Penyakit Hewan KurbanPenyakit LSD dan JembranVirus PMKHewan KurbanDinas Ketapang SamarindaPemkot Samarinda

Dinas Ketapang Samarinda Bentuk Tim Khusus Antisipasi Penyakit LSD dan Jembrana

Penulis: Nelly Agustina
Senin, 12 Juni 2023 | 1.082 views
Dinas Ketapang Samarinda Bentuk Tim Khusus Antisipasi Penyakit LSD dan Jembrana
Maskuri, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda.

Samarinda, Presisi.co – Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda Maskuri ikut berkomentar soal temuan penyakit Lumpu Skin Disease (LSP) dan Jembrana yang menyerang hewan kurban khususnya pada jenis Sapi Bali.

Dikatakan Maskuri, lebih kurang 322 sapi di Jawa Barat terserang oleh LSD. Sementara di Banjarmasin, sebutnya ada sejumlah sapi yang diduga terindikasi penyakit yang sama. Pihaknya bahkan telah melakukan tinjauan langsung ke daerah Kuaro, Kabupaten Paser. pihaknya juga telah meninjau langsung ke 

"Sudah kami cek semua kelengkapan uji lab dan akan melakukan karantina selama 14 hari,” sambungnya.

“Karena penyakit ini seperti cacar dan menyerang pembusukan daging,” tambahnya.

Terkait itu, Maskuri kembali menegaskan bahwa penyakit tersebut tidak berdampak bagi manusia. Kendati demikian, ia tetap mengingatkan agar para peternak dan penjual hewan kurban untuk melakukan pengecekan dan mengantongi urat keterangan kesehatan hewan.

“Karena walaupun kita larang, banyak cara yang dilakukan para penjual khususnya yang dadakan dan tidak dalam pengawasan kami,” sambungnya

Terlebih juga harus hati-hati kata Maskuri biasanya sapi dengan indikasi penyakit akan dijual dengan harga murah.

“Karena kan sudah mengalami penolakan di berbagai daerah, kadang sapi itu diputar dahulu pendistribusiannya agar tidak ketahuan pengawasan, terlebih Samarinda memiliki banyak pintu distribusi,” tambahnya.

Selain penyakit LSD, penyakit Jembrana juga menyerang sapi bali sedangkan kata Maskuri Sapi yang berasal dari Sulawesi kebanyakan adalah Sapi Bali.

“Hari ini kami sudah membentuk tim kecil untuk melakukan sampel ulang terhadap sapi yang akan datang dan di distribusikan ke Kecamatan Sungai Keledang,” sambungnya.

Karena kata Maskuri Jembrana merupakan penyakit hewan dengan risiko kematian yang tinggi, gejalanya adalah hewan akan mengalami demam sampai mengeluarkan darah di semua lubang organ hewan.

“Penyebarannya juga cepat dan akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi para petani,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya kata Maskuri juga telah melakukan vaksin jembrana setahun sekali, walaupun sebelumnya memang hanya fokus pada PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).

“Selanjutnya, kami akan karantina dahulu selama seminggu, jika dari 100 sapi terdeteksi 1 sapi saja yang terkena penyakit jembrana maka pasti jika dikarantina akan muncul sapi lainnya maka tim kecil kami yang akan lakukan pengawasan secara intensif,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi