Apakah Subsidi Motor Listrik Tepat Sasaran? Simak Pembahasannya
Penulis: Redaksi Presisi
Sabtu, 24 Desember 2022 | 1.260 views
Presisi.co - Setelah munculnya kebijakan pemberian subsidi dari pemerintah untuk pembelian kendaraan tenaga listrik, banyak yang mempertanyakan apakah subsidi motor listrik tepat sasaran atau sebaliknya. Sehingga, terkadang hal ini menghadirkan sisi pro dan juga kontra.
Sebagian masyarakat menilai rencana tersebut yang menargetkan kepada ojek online salah sasaran. Berbagai macam kritik sempat dilontarkan mengenai kebijakan subsidi motor listrik tersebut.
Alasan Pemberian Subsidi Kendaraan Listrik
Sebelum lebih jauh kita memasuki topik tentang ketidaktepatan sasaran subsidi kendaraan listrik, berikut ini adalah alasan rencana pemberian subsidi tersebut. Melansir dari Liputan 6, Presiden Joko Widodo buka suara tentang rencana ini. Insentif pembelian kendaraan dengan menggunakan tenaga listrik ditujukan untuk meningkatkan atau memacu pertumbuhan dunia industri kendaraan listrik.
Diharapkan, dengan adanya insentif tersebut, industri mobil dan motor listrik di Indonesia bisa lebih berkembang. Rencana subsidi ini sedang berada dalam tahap finalisasi. Rencananya jumlah insentif untuk mobil tenaga listrik adalah 80 juta rupiah. Insentif tersebut akan diberikan untuk pembeli yang melakukan pembelian kendaraan listrik tertentu yang pabriknya di Indonesia.
Ada sejumlah daftar kendaraan listrik yang mendapat subsidi di Indonesia. Untuk motor yaitu motor Gesits G1, motor Niu Gova 03, motor ECGO-2, motor Viar Q1, motor United T1800, motor Sells E-Max, motor Volta Virgo, dan motor Alva One.
Subsidi Motor Listrik Tepat Sasaran atau Tidak?
Pertanyaan mengenai tepat sasaran atau tidak ini sebenarnya memunculkan jawaban yang beraneka ragam. Pasalnya sebagian orang menilai ini tidak tepat sasaran, namun ada juga yang sudah merasa diuntungkan dengan adanya kebijakan ini. Salah satu pihak yang menilai ini tidak tepat sasaran adalah Ekonom Indef Eko Listiyanto.
Menurutnya, pemberian uang insentif sebesar itu untuk kelompok menengah menunjukkan ketidakadilan, dilansir dari CNBC Indonesia. Selain itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) juga berpendapat bahwa rencana subsidi itu salah sasaran. Ada banyak macam angkutan lainnya yang sepertinya lebih memerlukan subsidi, ketimbang driver ojol.
Contohnya jenis-jenis angkutan yang berbasis rel dan juga bus. MTI menghimbau supaya pemerintah mulai memberlakukan pajak karbon kendaraan yang memakai BBM, jika pemerintah mengincar penekanan disparitas harga di antara kendaraan listrik dan juga minyak.
Di samping itu, banyak juga pengemudi atau driver ojek online yang justru merasa untung dan bisa berhemat dengan menggunakan motor listrik. Mereka menilai pengeluaran jadi jauh lebih sedikit.
Anggota Komisi 7 DPR RI, Mulyanto justru mengusulkan pemerintah agar memberi subsidi pembelian kendaraan listrik dalam negeri, yakni Esemka. Jadi, memang banyak sekali pro dan kontra di antara kebijakan dari pemerintah soal kendaraan listrik ini. Bagaimana dengan kamu sendiri, apakah menurutmu subsidi motor listrik tepat sasaran atau justru sebaliknya? (*)