The Goods Dept Diduga Paksa Puluhan Karyawan Mengundurkan Diri, Pimpinan Perusahaan Buka Suara
Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 04 November 2022 | 887 views
Presisi.co – Brand lokal, The Goods Dept, menjadi perbincangan di media sosial. Kedua perusahaan tersebut diduga memaksa lebih dari 30 karyawan mengundurkan diri atau memberi ganti rugi puluhan juta per-orang.
Kabar tersebut awalnya tersiar di Twitter. Dikutip dari Kompas, sebuah akun @DiahLarasatiP, membagikan keterangan bahwa lebih dari 30 karyawan diminta kedua perusahaan mengundurkan diri atau mengeluarkan uang ganti rugi sekitar Rp 30 juta per-orang.
Tidak hanya itu, bagi pegawai yang mengundurkan diri, sebut akun tersebut, tidak akan digaji kerjanya dalam satu bulan terakhir. Hal ini disebabkan karena persoalan pendataan stock barang atau Stock Opname yang tidak tercatat (hasil minus).
"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari Store kami sebanyak 1.000 lebih setelah di compare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," cuit akun itu.
Alhasil, sejumlah karyawan pun melakukan penelusuran independen. Ditemukan sejumlah faktor yang menyebabkan hasil Stock Opname minus. Pertama, sejumlah barang ternyata tidak terpindai. Faktor kedua, adalah persoalan internal. Penjelasan lengkap mengenai hal tersebut bisa dibaca dalam tautan sebagai berikut.
Diwawancarai terpisah, Founder & CEO The Goods Dept, Anton Wirjono, angkat suara terkait isu tersebut. Ia menjelaskan hingga saat ini masih menunggu hasil rapat internal direksi perusahaan. Meskipun demikian, Anton memastikan, direksi bakal memberikan keterangan terkait hal itu.
“Keterangannya dari direksi, saya sekarang kan aktifnya di Brightspot, walaupun saya founder-nya (The Goods Dept). Jadi nanti mereka yang akan clarify," kata Anton saat ditemui di Plaza Senayan,Jakarta, Jumat, 4 November 2022.
Anton juga menjelaskan sedang menunggu penjelasan lebih lanjut dari direksi perusahaan. Ia mengaku belum bisa memberi pernyataan resmi terhadap hal tersebut.
"Saya lagi nunggu penjelasan dari direksi, jadi saya belum bisa membuat statement. Mereka yang akan membuat statement. Semua juga dalam proses gitulah masih diluruskan. Saya sudah bilang musti cepat-cepat ada statement," pungkasnya. (*)