Lahan Seluas 20 Hektare di Desa Budaya Pampang Bakal Dibebaskan untuk Kolam Retensi
Penulis: Jeri Rahmadani
Senin, 27 Desember 2021 | 2.580 views
Samarinda, Presisi.co - Rencana pembuatan dua kolam retensi sebagai penanganan masalah banjir di Kelurahan Budaya Pampang dan Perumahan Bengkuring kembali bergulir.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda telah menyampaikan Detail Engineering Design (DED) kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Senin, 27 Desember 2021 di Balai Kota.
Meski begitu, Kepala Dinas (Kadis) PUPR Kota Samarinda, Hero Mardanus mengatakan, pemaparan DED tersebut masih dievaluasi oleh wali kota. Pihaknya diberi waktu selama sepekan untuk menyinkronkan kembali terkait rencana pelaksanaan proyek dengan skema Multi Years Contract (MYC) tersebut.
"Kami diberi waktu seminggu, kan tadi harusnya final. Kemudian berkenaan dengan waktu tinggal 4 hari tutup tahun, itu juga tidak memengaruhi kontrak atas pengerjaan proyek itu. Tidak ada denda juga," ucapnya kepada awak media.
Hero melanjutkan, bahwa pembuatan kolam retensi di dua lokasi tersebut sudah direncanakan perihal seluruh kebutuhannya. Untuk kawasan Perumahan Bengkuring, berdasarkan DED pihaknya mendesain 21 hektare untuk pembuatan kolam retensi.
"Tapi tadi pak wali kota minta agar memanfaatkan 18 hektare lahan yang dimiliki pemerintah kota saja. Jadi tidak perlu mengganti milik orang lain," ungkap Hero.
Sementara untuk di Desa Budaya Pampang, dibeberkannya pembuatan kolam retensi membutuhkan 20 hektare lahan. Hero menyebut anggaran yang diplot sementara guna pembebasan lahan itu sebesar Rp 5 miliar dan mulai dilaksanakan pada 2022 mendatang.
Untuk diketahui, dalam DED Dinas PUPR itu tak hanya akan membangun dua kolam retensi nantinya. Khusus di kawasan Perumahan Bengkuring akan turut dibangun tanggul sungai Bengkuring.
"Sehingga pengerjaan dalam satu proyek MYC ini ada tiga. Namun untuk pembuatan tanggul mendapat masukan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV. Penyesuaian tanggul, antara yang ingin dibangun dengan tanggul yang sudah ada saat ini. Harus sama," pungkasnya. (*)