search

Advetorial

DPRD SamarindaJasnoAndi HarunParkir Liar

Jasno: Negara Tidak Boleh Kalah dengan Premanisme

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 12 Oktober 2021 | 934 views
Jasno: Negara Tidak Boleh Kalah dengan Premanisme
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Jasno. (Tirta for Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co - Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Jasno mengapresiasi langkah wali kota Andi Harun dalam menindak aktivitas juru parkir (Jukir) liar yang kembali beraksi di kawasan Pasar Pasar Pagi. 

Dampaknya, kawasan yang terkenal padat dilintasi pengendara tersebut, kembali dihadapkan dengan kemacetan lalu lintas. Sama seperti, kondisi sebelum penertiban dilakukan Andi Harun beberapa waktu lalu. 

"Yang dilakukan wali kota (Andi Harun) sudah benar. Artinya negara tidak boleh takut premanisme," ucap Jasno saat ditemui awak media di Hotel Mercure Samarinda, Selasa (12/10/2021).

Politisi yang baru saja dilantik sebagai Ketua DPD PAN Samarinda itu mengaku maklum atas kebiasaan buruk masyarakat yang abai terhadap imbauan pemerintah. Terlebih, aktivitas jukir liar yang terjadi di Jalan Gajah Mada ini, diduga kuat dilakukan oleh sekelompok preman. 

"Ini hanya butuh waktu saja, awal akan sulit tapi dengan ketegasan wali kota pasti ini bisa ditata," ujarnya.

"Anggota TNI-Polri, Dishub, Satpol PP dan lain-lain. Forum-forum seperti ini harus diajak untuk terlibat agar tercipta kondusifitas di lapangan," bebernya.

Sebelumnya diberitakan, upaya Pemkot Samarinda untuk menertibkan aktivitas jukir liar di kawasan Pasar Pagi ini setidaknya sudah 3 kali belakangan dilakukan. Kendati demikian, aksi serupa kembali terjadi hingga orang nomor satu di Samarinda itu melakukan inspeksi mendadak pada Senin 11 Oktober 2021 kemarin. 

Andi Harun membeberkan, inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya siang kemarin lantaran terdapat petugas pemerintah yang terkesan takut dengan jukir preman Pasar Pagi untuk penertiban.

"Saya sampai bilang mana premannya suruh keluar. Kalau preman itu menganggu kepentingan orang lain, itu preman picisan namanya. Masak aparatur negara takut sama preman," pungkasnya. (*)

Editor: Yusuf

Editor: Yusuf