Antrean Truk Mengular di SPBU Samarinda, Andi Harun Minta Pertamina Lakukan Ini!
Penulis: Jeri Rahmadani
Senin, 11 Oktober 2021 | 966 views
Samarinda, Presisi.co - Wali Kota Samarinda, Andi Harun menduga biang kerok antrean panjang truk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Tepian adalah pengklasifikasian harga subsidi dan non subsidi bahan bakar solar.
Hal tersebut diungkapkannya usai melakukan audiensi bersama PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, Senin 11 Oktober 2021 di Balai Kota.
Menurut Andi Harun, persoalan mengularnya antrean truk di SPBU hingga membuntut ke badan jalan membuat masyarakat jengah. Tak sedikit peristiwa kecelakaan terjadi akibat posisi parkir truk yang melebar badan jalan. Bahkan, beberapa kasus di antaranya hingga menelan korban jiwa.
"Antrean truk itu harus dihentikan karena sudah menimbulkan korban nyawa. Dan diduga biang kerok masalahnya adalah Pertamina," ujar Andi Harun kepada awak media.
Akan hal tersebut, orang nomor satu di Samarinda itu menyatakan siap mempertahankan argumentasinya melalui seminar dan diskusi terbuka kepada pihak manapun. Termasuk dengan PT Pertamina sendiri.
"Aku siap seminar diskusi terbuka dengan siapapun soal ini," katanya.
Andi Harun melanjutkan, berdasarkan problem yang dipaparkan PT Pertamina Patra Niaga yang merupakan anak usaha dari PT Pertamina itu menyebutkan, terjadinya antrean truk panjang lantaran masih adanya harga solar yang subsidi dan non subsidi. Sehingga para supir truk menyerbu SPBU untuk mendapatkan solar subsidi lantaran harganya yang lebih murah. Pihaknya mengharapkan langkah solutif dari pihak Pertamina.
"Pemerintah kota tidak punya kewenangan untuk mencabut subsidi. Atau membuat semua solar bersubsidi. Tidak fair kalau pemkot yang diharapkan menertibkan truk itu, sementara penyebab utamanya tidak selesai," lanjut Andi Harun.
Andi Harun menegaskan, solusi atas permasalahan antrean panjang truk hingga ke badan jalan sepenuhnya berada di pihak Pertamina. Menurutnya, pengklasifikasian subsidi dan non subsidi bahan bakar solar tidak disertai pengawasan yang baik di lapangan, sehingga segala jenis truk yang notaben bukan masyarakat juga ikut mengantre.
Dikonfirmasi Fuel Terminal manager PT Pertamina Patra Niaga Samarinda, Erik Imam Kasmianto mengatakan, seharusnya rekan-rekan pebisnis yang menggunakan solar subsidi bisa lebih bijak.
"Yang sering mengantre itu truk-truk pasir. Apalagi mungkin ada truk-truk batu bara juga. Harusnya teman-teman pelaku bisnis ini sadar. Bahwa subsidi bukan buat mereka," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.
Erik menambahkan, berdasarkan permintaan wali kota agar solar-solar subsidi disediakan di SPBU berada di ujung dari pusat Kota Tepian. Ia mengaku akan mengalihkan solar subsidi sementara. "Bakal di alihan sementara," pungkasnya. (*)