Disperindagkop Kaltim Sambungkan Pedagang Sayur ke Petani di Sulawesi Tengah
Penulis: Putri
Sabtu, 05 Juni 2021 | 944 views
Palu, Presisi.co – Lima pedagang sayur dari Balikpapan, Samarinda, PPU, Paser, dan Bontang mendapat kesempatan emas mengunjungi sentra pertanian di Kabupaten Sigi dan Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kunjungan ini untuk menjalin komunikasi antara penjual dan pembeli asal Kaltim dengan sentra tani di Sulteng.
Ini juga dilakukan untuk meminimalisasi mata rantai perdagangan. Mengingat ada beberapa kendala teknis, yang selalu dialami penjual dan pembeli asal Kaltim yang berimbas pada kedua belah pihak.
Terdapat tiga sentra yang dikunjungi. Sentra bawang Palu dan bawang besar di Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. Sentra penggemukan sapi, lalu sentra sayuran di Lore Utara dan Timur. "Setelah kunjungan tentu mereka (pedagang dan pembeli) akan optimistis. Mereka sudah saling bertemu, dan seharusnya tidak ada mata rantai lain di antara mereka," ucap Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Kadisperindagkop) Kaltim Muhammad Yadi Robyan Noor, Kamis 3 Juni 2021.
Diakui Robyan, suplai dan permintaan selalu tersedia. Untuk harga, tentunya akan lebih bersaing. Koordinator pedagang kaki lima Balikpapan, Abdullah Lizar ikut memberikan tanggapan. Dirinya mengaku sangat terbantu akan adanya bisnis matching yang dilaksanakan Disperindagkop Kaltim.
Baginya, kerja sama yang akan dilaksanakan nanti secara business to business. Alias langsung mengambil dari petani dan pengepul dari Sulteng. "Biasanya kami ambil dari tangan kedua dan ketiga. Ini bagus. Bisa langsung ke petani," kata Abdullah, Jumat 4 Juni 2022.
Helmi Taufik, pengusaha muda komoditas sayuran asal Kota Minyak mengatakan, bisnis matching ini bisa memperluas jaringan. Kemudian, meningkatkan kepercayaan antara dirinya selaku pembeli, dengan pengepul asal Sulteng juga terjadi. "Karena sudah ketemu, jadi mereka bisa percaya sama kami," ujarnya.
Wisriani, pengepul sayuran asal Maholo, Lore Timur membenarkan hal tersebut. Kepercayaan antara pembeli dan pengumpul memang harus terjalin. Sebagai salah satu Sub Terminal Agrobisnis Cendanatani, dirinya mengaku pernah memiliki pengalaman buruk. Harapannya hal itu tidak terjadi dikerjasama selanjutnya. "Ini bagus, dipertemukan langsung, kami percaya kalau begini," pungkas Wisriani. (*)