search

Daerah

rusmadiKelompok Tani Karya Mandiri PalaranPertanian di Palaran Samarinda

Petani Palaran Diminta Mandiri, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Janjikan Sarana Produksi

Penulis: Jeri Rahmadani
Senin, 22 Maret 2021 | 780 views
Petani Palaran Diminta Mandiri, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Janjikan Sarana Produksi
Ketua Kelompok Tani Karya Mandiri, Sani (kanan) saat diwawancara awak media. (Jeri Rahmadani/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Kelompok Tani Karya Mandiri Palaran, Samarinda, mengeluhkan akses jalan yang menghambat produksi dan transaksi hasil pertanian. Keluhan itu ditujukan kepada Pemkot Samarinda yang menghadiri panen cabai bersama, Senin 22 Maret 2021.

Ketua Kelompok Tani Karya Mandiri, Sani, menuturkan, terdapat dua kendala yang menghambat aktivitas produksi cabai mereka. Yakni akses jalan keluar masuk lahan perkebunan yang tidak memadai. Serta kurangnya modal dan hama yang kerap menganggu pertumbuhan cabai.

"Ada hama seperti kutu kebul atau cabuk. Nah, cabuk ini menyerang di 20-30 hari usia cabai. Efeknya berpengaruh pada kualitas cabai," ujar Sani kepada Presisi.co.

Adanya maling juga disebut Sani mengurangi jumlah hasil panen. Dari 60 kilogram cabai yang biasanya diperoleh, beberapa waktu belakangan hanya diperoleh 45 kilogram.

Lahan 15 hektare itu ditanami berbagai tanaman hortikultura. Termasuk cabai. Saat ini masih dijual kepada pengepul besar dan kecil.

"Kami bawa pulang cabainya. Bukan pengepul yang ke sini," tambah anggota kelompok tani, Jirin.

Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi menegaskan, pemkot akan terus memperhatikan kebutuhan petani-petani di Kota Tepian. Ini untuk mewujudkan pencapaian pemkot mengenai adanya suplai lokal.

"Kami ingin pasokan lokal. Supaya saat ada kenaikan, tidak terlampau tinggi," ungkapnya kepada awak media.

Rusmadi menuturkan, sarana dan prasarana produksi akan diupayakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Samarinda.

"Kami mulai dari nol. Kelompok tani harus mandiri. Jangan hanya bergantung pada pemkot," paparnya.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Rudiansyah mengaku sudah bekerja sama dengan beberapa desa dan kelurahan untuk membentuk desa binaan. Ini untuk meningkatkan suplai pertanian lokal.

"Melalui program pekarangan. Kami punya tim di kampus. Tinggal bagaimana peran camat dan lurah. Mahasiswa bisa kami antar ke sini," imbuhnya. (*)

Editor: Rizki