Penulis: Jeri Rahmadani
Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda, Andi Harun (AH), menjenguk korban bencana kebakaran di jalan Pangeran Bendahara Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, pada Sabtu (27/2/2021) sore.
Seperti diketahui sebelumnya, sebanyak 17 rumah yang ditinggali 30 Kepala Keluarga, menjadi korban bencana kebakaran yang diduga akibat arus pendek atau korsleting, pada (26/2) kemarin.
Dalam kunjungan tersebut, Andi Harun datang membawa bantuan berupa sembako untuk membantu beban warga terdampak si jago merah yang mengamuk tepat saat dirinya dilantik sebagai pemimpin baru Samarinda.
"Pelantikan sangat kemarin panjang, sehingga hari ini baru berkesempatan berkunjung pada wilayah ini. Hari ini saya bersama Kadis, Sekcam, dan bu Lurah, berkesempatan berkunjung di wilayah ini," ujar AH kepada awak media.
"Saya tadi sudah meninjau lokasi. Informasi sementara yang saya dapatkan bahwa ada 17 rumah, dan kurang lebih 30 KK terdiri dari bangsalan dan rumah pribadi," ujar AHA kepada awak media," tambahnya.
Andi Harun mengimbau, mayarakat Kota Tepian agar dapat mengambil hikmah, dengan melakukan pemeriksaan instalasi kabel yang tersambung di rumah masing-masing secara berkala.
"Dari aparat keamanan, diduga terjadi akibat arus pendek. Karena kabel sudah berusia sangat tua sehingga mudahnya terjadi arus pendek. Mudah-mudahan dari peristiwa ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh lokasi," ungkapnya.
Sementara itu, ditanya mengenai langkah jangka panjang Pemkot Samarinda terkait penanganan peristiwa serupa, Andi Harun menyatakan akan melakukan rapat kordinasi bersama OPD terkait.
"Saya tadi sudah berkordinasi dengan Kadis, agar segera kita melakukan rapat kordinasi untuk menentukan peta penanganan antisipasi terhadap masalah-masalah secara langsung," lugasnya.
Foto: Suriyani, salah satu warga terdampak kebakaran di Samarinda Seberang.
Terpisah, Suriyani (35) salah seorang warga korban terdampak bencana kebakaran, mengungkapkan turut senang dengan bantuan sembako yang diberikan Pemkot Samarinda itu.
"Ya Alhamdulillah senang, karena sangat membantu. Karena barang sudah habis, ada bantuan ya bersyukur, karena kita bisa beli kompor karena itu alat masak kita," ujarnya pada Presisi.co.
Diungkapkan olehnya, bahwa kebutuhan yang diperlukannya saat ini adalah bahan makanan pokok, termasuk alat masaknya.
"Yang dibutuhkan makanan. Karena kompor itu juga tidak ada," sambungnya.
Ibu 3 anak itu pun mengaku, pasca terjadinya bencana kebakaran yang melahap rumahnya kemarin, membuat dirinya bersama keluarga sementara ini tinggal di salah satu kapal miliknya yang masih tersisa bersandar di pinggiran sungai Mahakam.
"Tinggal baju di badan yang tersisa. Tidur di kapal, di pinggiran sungai. Ada juga disitu rumah petak, kita tinggal disitu sambil naik turun. Kalau naik turun kadang takut juga, namanya kapal kan kecil, kapal klotok," pungkasnya.
Editor : Oktavianus
