Penulis: Erlina
Rabu, 17 Februari 2021 | 514 views
Presisi.co - Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara mengenai perkataan eks Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie yang menyebut Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju sebagai calon presiden pada 2004.
"Kebijaksanaan ini mungkin sama dengan kebijaksanaan masyarakat Indonesia yang selalu percaya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan pernyataan seperti 'Tangan Tuhan Bekerja' bahkan lewat cara yang kadang tak disangka manusia itu sendiri," sebut Hasto, mengutip bahas sansekerta Satyameva Jayate yang bermakna 'Hanya Kebenaran Yang Berjaya' pada Rabu (17/2/2021)
Hasto mengatakan, hal itu pula yang kini dirasakan masyarakat Indonesia ketika seorang Marzuki Alie yang merupakan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat menyampaikan kisah pengakuan SBY telah membuat Ketua UMUM PDIP, Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali oleh SBy.
"Padahal tahun 2004, publik masih segar mengingat bahwa SBY yang bertindak seakan-akan sebagai sosok yang dizolimi," terangnya.
Hasto melanjutkan, selama ini Kader PDIP selalu diajarkan moralitas politik yaitu satunya kata dan perbuatan. Sedangkan, yang disampaikan oleh Marzuki Ali tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok SBY. Hal itu, dikatakannya bahwa sejak awal SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah 'kecolongan dua kali' sebagai cermin moralitas tersebut.
"Jadi kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh Pak SBY telah dizolimi oleh Bu Mega, ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzolimi dirinya sendiri demi politik pencitraan," ungkapnya.
Menurut Hasto, apa yang disampaikan Marzuki Alie adalah bagian dari dialektika bagi kebenaran sejarah terdahulu.
“Dengan pernyataan Pak Marzuki itu, saya juga menjadi paham, mengapa Blok Cepu yang merupakan wilayah kerja Pertamina, paska pilpres 2004, lalu diberikan kepada Exxon Mobil. Nah kalau terhadap hal ini, rakyat dan bangsa Indonesia yang kecolongan.” singgungnya.