Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 07 Desember 2020 | 572 views
Presisi.co - Masa pandemi belum juga berakhir, bahkan di Indonesia sendiri penderita Covid-19 semakin banyak. Covid-19 sudah berhasil menembus beberapa kota besar bahkan sampai di desa-desa. Para ilmuwan percaya bahwa vaksin adalah solusi utama untuk menghentikan wabah ini berlangsung.
Beberapa vaksin sudah dibuat dan diuji oleh dunia. Salah satu vaksin yang diuji akhir-akhir ini adalah vaksin Moderna yang dibuat oleh perusahaan farmasi Amerika, Moderna.
Hasil uji vaksin ini sudah sampai fase 3 dan hasilnya vaksin ini memiliki kemanjuran 94,1 persen. Sebelumnya vaksin ini ketika diuji memiliki kemanjuran 94,5 dan 100 persen dalam mencegah keparahan Covid-19. Berdasarkan hasil yang menggembirakan tersebut, pihak Moderna sudah mengajukan permohonan untuk memperoleh hak otorisasi vaksi Covid-19 dari FDA.
Proses pengujian vaksin Moderna melibatkan 30 ribu warga AS. Dua dosis vaksin diberikan pada 15ribu orang dengan pemberian secara terpisah selama empat minggu. Lalu sisanya yaitu 15ribu orang diberikan vaksin palsebo sebagai kontrol. Hasil uji membuktikan bahwa sebanyak 196 orang dapat mengembangkan Covid-19 yaitu 185 orang dari kelompok plasebo dan 11 orang dari kelompok yang vaksin Moderna. Disebutkan bahwa sebanyak 30 kasus mengalami gejala Covid-19 parah dari kelompok plasebo sedangkan dari kelompok vaksin Moderna tidak ada kasus yang parah.
Vaksin Moderna bekerja dengan cara memasukkan kode genetik virus, mRNA ke dalam tubuh manusia melalui penyuntikan. Kode genetik mRNA tersebut akan digunakan oleh sel tubuh sebagai petunjuk dalam memproduksi protein tertentu dari virus yang menginfeksi. Protein yang diproduksi nantinya akan memasuki aliran darah dan secara otomatis imunitas kita beradaptasi untuk menyingkirkan virus. Saat virus sebenarnya memasuki tubuh kita, imunitas yang sudah terlatih dengan virus tersebut dapat bereaksi dengan cepat mencegah infeksi virus lebih lanjut. Efek samping dari penggunaan vaksin ini adalah gejala umum seperti sakit kepala, nyeri otot, kecapekan, dan bengkak di sekitar suntikan. Efek samping tersebut tentunya berbeda setiap orang tergantung imunitas tubuh masing-masing.
Kekebalan tubuh yang diberi vaksin Moderna masih belum bisa dipastikan waktu ketahanannya. Namun ilmuwan dari NIAID (National Institute for Allergies dan Infectious Diseases) mengatakan bahwa vaksin Moderna bisa memproduksi antibodi yang kuat untuk waktu 3 bulan saja dalam melawan Covid-19 setelah itu kemampuan antibodi akan mengalami penurunan secara bertahap. Tidak mustahil jika sistem kekebalan tubuh bisa mengingat virus tersebut jika terkena virus Covid-19 lagi dan menghasilkan antibodi baru. Ilmuwan NIAID juga mengatakan bahwa jumlah antibodi yang diproduksi pada pasien usia muda akan lebih tinggi daripada usia tua. Pada usia tua respon imun yang baik masih bisa terjadi sampai 70 tahun.