Percaya Kabar Hoaks Covid-19, Ayah Pria Ini Meninggal Dunia
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Senin, 26 Juli 2021 | 1.052 views
Balikpapan, Presisi.co - Selain memerangi virus Covid-19 yang tengah mewabah, masyarakat Indonesia beserta pemerintah juga perlu memerangi kabar hoaks yang kerap beredar di media sosial. Bahkan, kabar hoaks tersebut rupanya telah merenggut nyawa seseorang.
Hal ini diceritakan oleh salah satu akun di twitter, @helmiindraRP. Melalui utas yang ia tulis, Helmi menceritakan bagaimana ayahnya terpapar covid-19 namun justru memercayai berita hoaks dan berakhir meninggal dunia.
Dalam utas yang ia unggah pada Minggu, 18 Juli 2021 lalu, diketahui ayah Helmi memiliki komorbid diabetes. Beberapa hari setelah terpapar, saturasi oksigen ayahnya semakin menurun.
Kepergian ayahnya, tulis Helmi, dipengaruhi oleh berbagai kabar hoaks yang tersebar di media sosial. Kabar-kabar tersebut menyebut setiap pasien yang masuk rumah sakit akan dinyatakan terpapar Covid-19, interaksi obat yang membuat orang meninggal, hingga vaksin yang mengandung babi dan dari Tiongkok.
"Gara-gara sering berseliweran berita ini di grup WA dan Facebook Papah jadi percaya hoaks-hoaks ini" tulisnya.
Akibatnya, sang ayah pun menolak divaksin. Padahal, vaksin dapat membantu meredakan gejala ketika seseorang terpapar Covid-19. Bahkan, ketika terpapar sang ayah tidak mau minum obat yang dianjurkan karena percaya hoaks mengenai interaksi obat dapat membunuh penderita Covid-19.
"Padahal meminum obat dengan resep yang tepat dapat mengurangi gejala dan menambah imun (dengan meminum vitamin)," katanya.
Keadaan ayah Helmi semakin memburuk, tapi di sisi lain ayahnya takut jika harus dibawa ke rumah sakit. Helmi dan keluarganya pun berhasil membujuk sang ayah untuk bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit setelah kondisinya semakin melemah.
Ayahnya, dilarikan ke IGD rumah sakit pada pukul 3 pagi untuk mendapatkan bantuan oksigen. Pada jam 11 siangnya, ayah Helmi berhasil mendapatkan ruang isolasi. Namun, 3 jam berselang ayahnya dinyatakan meninggal dunia.
Ia pun menyarankan bagi siapapun yang membaca utasnya tersebut, untuk tidak menyebarkan kabar yang tidak jelas bersumber dari mana. "Cukup berhenti di handphone kita saja," ungkapnya.
Di sisi lain, setiap orang perlu meyakinkan keluarga dan kerabatnya bahwa Covid-19 itu benar adanya. Ia juga berharap, ketika seseorang ada kesempatan untuk mendapatkan vaksin, maka lakukanlah hal itu. Sebab, ia tak ingin kejadian yang ia alami menimpa orang lain. (*)