search

Advetorial

Aplikasi Ujian DaringHari GuruGuru InspiratifDiskominfo KukarUjian OnlineDisdikbud Kukar

Tiga Guru di Kabupaten Kutai Kartanegara Ciptakan Aplikasi Ujian Daring

Penulis: Rofi
Kamis, 26 November 2020 | 660 views
Tiga Guru di Kabupaten Kutai Kartanegara Ciptakan Aplikasi Ujian Daring
Berawal dari obrolan di warung kopi, tiga guru di Kukar ciptakan aplikasi ujian daring.

Tenggarong, Presisi.co - Tiga orang guru di pedalaman Kutai Kartanegara (Kukar) membuat aplikasi ujian daring. Aplikasi tersebut untuk mempermudah para guru untuk mengakses ujian siswa secara online.

Mereka adalah Suwito, Slamet Widodo, dan Imam Mashudi. Ketiganya bahkan rela berkeliling daerah-daerah terpencil di kabupaten Kukar untuk menyukseskan pelaksanaan ujian daring.

Meski akses jalan yang ditempuh sangat berat dan jauh, mereka juga harus menghadapi kenyataan jika banyak guru yang pegang komputer saja tidak pernah.

“Di satu desa, ada guru yang bahkan harus kami ajari cara pegang mouse,” katanya Suwito.  Antara miris dan kasihan, Suwito kemudian mengajari secara perlahan. Meski tujuan kedatangannya bukan untuk itu, namun panggilan hati membuatnya harus mengajari guru dari nol.

“Artinya ini dasar sekali. Bagaimana kita mau lanjut (pelatihan tekonologi informasi) kalau yang dasar saja belum,” tambahnya.

Meski demikian, Suwito dan dua rekannya makin memahami kondisi itu. Sebab beberapa guru memang sudah berusia lanjut atau saat kuliah kependidikan masih belum mempelajari komputer,

“Kita sadar, banyak hal yang harus dilakukan agar tenaga pendidik bisa maju. Itu semakin memotivasi kami,” kata Suwito.

Di sebuah desa, kenang Suwito, ada desa yang tidak ada sinyal telekomunikasi sama sekali tapi minta diupayakan pembelajaran jarak jauh. Ketiganya langsung mengerutkan dahi.

“Pak di sini tidak ada listrik, tidak ada sinyal, kami mau pakai Google Meet, Google Form,” ujar Suwito menirukan laporan dari guru di desa tersebut.

Tentu saja, ketiganya tersenyum miris. Namun hal itu bukan menjadi hambatan, malah makin membuat ketiganya tertantang mengatasinya.

Pertemuan tiga guru ini dalam satu cita-cita bersama juga menghasilkan karya. Berawal dari perjuangan mencerdaskan tenaga pendidik di bidang teknologi informasi membuat mereka harus menemukan solusi lain.

Pertemuan ketiganya semakin intens, baik di perjalanan menuju sekolah yang dituju, maupun di obrolan warung kopi. Pertemuan yang rutin, obrolan yang semakin panjang, membuat mereka sepakat untuk membantu dunia pendidikan di Kutai Kartanegara.

“Ketemulah formula membuat aplikasi ujian daring yang bisa dilaksanakan oleh sekolah maupun guru bidang studi,” ujar Suwito.

Tujuannya untuk membantu guru dalam memberikan ujian, menganalisa soal, dan memudahkan pemberian nilai. Aplikasi ini akan sangat memudahkan guru mengingat tugas mereka semakin banyak.

“Untuk ujian, guru biasanya disibukkan dengan membuat soal, bikin pra ujian, setelah ujian mengoreksi, mengevaluasi soal. Guru harus kerja ekstra,” katanya.

Di aplikasi yang mereka bikin, tinggal menempel di domain milik sekolah tersebut. Aplikasi ini membantu guru mengukur kredit skor soal mereka, memberikan ujian dalam rentang waktu tertentu, hingga menilai hasil ujian siswa.

“Aplikasi ini membuat guru bisa mengetahui kualitas soal mereka, apakah membuat siswa berfikir atau tidak,” sebutnya.

Kepala Seksi Kurikulum dan Pengembangan Mutu SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara, Emy Rosana Saleh, mengapresiasi luar biasa pengabdian tenaga pendidik seperti Suwito, Imam Mashudi, dan Slamet Widodo.

Emy menyebut, apa yang Suwito dan teman-temannya lakukan saat ini, efeknya luar biasa bagi dunia pendidikan di Kutai Kartanegara. Bagi Emy, guru seperti ketiganya mampu menerjemahkan tantangan zaman.

“Guru akhirnya familiar dengan teknologi. Dan apa yang mereka lakukan berdampak luas bagi dunia pendidikan,” pungkasnya.