Saring Sebelum Sharing, Diskominfo Rangkul KIM Sebagai Garda Anti Hoax di Kukar
Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 06 November 2020 | 879 views
Kukar, Presisi.co – Ibarat racun, Hoax atau berita bohong merupakan hal yang amat berbahaya bagi warganet atau lazim disebut Netizen. Apalagi, laju perkembangan tekonologi informasi dunia saat ini, seolah tak terbendung.
Meminjam data yang disajikan oleh We Are Social lewat laporan "Digital 2020: A comprehensive look at the state of the internet, mobile devices, social media, and ecommerce” dari total 272,1 juta penduduk di Indonesia, 175,4 juta jiwa diantaranya aktif menggunakan internet.
Menariknya, jumlah smartphone yang terkoneksi mencapai 338,2 juta unit atau hampir dua kali lpat dari jumlah pengguna internet. Lalu, untuk pengguna social media sendiri disebut We Are Social, mencapai 160 juta jiwa. Angka yang cukup fantastis bukan?
Era keterbukaan informasi saat ini harus diakui turut memudahkan partisipasi masyarakat untuk mengontrol program yang dicanangkan pemerintah. Dibalik itu, ada saja oknum-oknum liar yang justru mengambil kesempatan untuk mengadu domba masyarakat lewat berita bohong yang diproduksi secara terstruktur, sistematis dan masif.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat hingga 8 Agustus 2020 lalu, ada sebanyak 1.028 hoaks tersebar di berbagai platform media sosial. Mayoritas terkait disinformasi tentang virus Corona (COVID-19).
Menyikapi hal tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merangkul Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang tersebar di tiap kecamatan dan desa, sebagai garda terdepan anti hoax di Kukar.
“Saring sebelum sharing. KIM di Kukar wajib melakukan itu. Gunakan social media kita untuk memproduksi dan melakukan diseminasi informasi yang positif dengan cara-cara yang kreatif,” kata Bahteramsyah, Kepala Diskominfo Kukar saat ditemui usai menyampaikan arahannya kepada KIM di Kecamatan Muara Badak.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial, yang dimana KIM merupakan salah satu lembaga di maksud, yang harus menjadi mitra strategis komunikasi dan informasi pemerintah.
“KIM bukan hanya mampu menggunakan teknologi untuk memperoleh dan menyebarkan informasi, tetapi juga mampu memilih dan memilah informasi, mampu meng-cross check dan mengklarifikasi kebenaran informasi," terangnya.
Rangkulan Diskominfo Kukar terhadap kelompok KIM ini sendiri diakui Bahteramsyah sebagai langkah stretegis pemerintah dalam mempersiapkan masyarakat menuju revolusi industry 4.0.
“Kita harapakan masyakat lebih peka, aktif, peduli, dalam memilah dan memilih informasi yang beredar dan berkembang selama ini,” ungkapnya.
Terkait itu, Ahmad, Ketua KIM Muara Badak yang karib disapa Daeng Lompo mengapresiasi upaya Diskominfo Kukar untuk menjadikan KIM sebagai garda terdepan anti Hoax di Kukar. Tak hanya itu, Pengelola Pantai Panrita Lopi itu juga menyebut, keberadaan KIM ditengah masyarakat harusnya membawa dampak secara ekonomi, melalui pembinaan dan pemanfaatan ruang digital yang berkelanjutan.
“Insyaallah, KIM akan bekerja keras. Membangun strategi dan merangkul teman-teman untuk menyampaikan informasi yang baik kepada publik. Jangan sampai ada yang hoax,” kata Daeng Lompo.
Hal ini, lanjut dikatakan Daeng Lompo sejalan dengan meningkatnya daya tarik Muara Badak dimata para wisatawan yang gandrung mendatangi wilayah pesisir Kukar ini, untuk menikmati waktu bersama keluarga dan para kerabat di sejumlah titik pantai yang ada.
“Harapannya, pesisir ini makin maju. Karena potensi disini luar biasa. Semoga potensi wisata di Muara Badak, bisa terekspose lebih luas lagi, agar kunjungan wisatawan semakin meningkat,” harapnya.