search

Daerah

SamarindaIdul FitriSyaharie Jaang

Jelang Idul Fitri, Pemkot Samarinda Akan Gelar Operasi Pasar

Penulis: Putri
Senin, 18 Mei 2020 | 689 views
Jelang Idul Fitri, Pemkot Samarinda Akan Gelar Operasi Pasar

Samarinda, Presisi.co - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, gelar Rapat Koordinasi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menanggulangi stabilitas harga kebutuhan pokok khususnya untuk kebutuhan bawang merah, ayam potong dan cabai rawit mendekati hari raya Idul Fitri melalui video conference, Senin (18/5/2020).

Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang menyebut pihaknya tengah mempersiapkan tindakan dan strategi kebutuhan pokok yang merangkak naik harga jualnya di pasaran.

Ia mengatakan, cara untuk mengatasinya dengan melaksanakan operasi pasar dalam satu minggu ini, sebelum lebaran Idul Fitri. Dengan catatan, mengedepankan protap protokol Covid-19.

Jaang meminta dalam minggu ini Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) dan PDPAU (Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha) bisa menggandeng pihak swasta untuk mempelajari pola operasi pasar murah.

"Sehingga bisa membantu daya beli masyarakat dengan harga terjangkau,” kata Jaang.

Ia memastikan untuk stok bahan pangan di Kota Tepian hingga empat bulan kedepan dalam kondisi aman dengan harga sebenarnya cenderung stabil. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan tak perlu panik dengan tidak belanja secara berlebihan.

Jaang melanjutkan jika tren harga naik di pasaran terjadi, ia harap tim TPID harus berani intervensi ke pedagang sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada kebutuhan masyarakat.

"Jangan sampai ada barangnya tapi warga malah tidak bisa belanja karena harga tinggi,” lanjut Jaang.

Untuk cabai yang saat ini melonjak, Jaang bakal menuturkan hal itu akan terbantu dengan panennya cabai lokal binaan Bank Indonesia (BI) dan Kampung KB

"Sehingga diharapkan bisa menekan harga saat ini," tambahnya.

Kendati demikian, ada beberapa bahan pokok yang naik, tapi kata ia lagi, BI mencatat posisi Samarinda masuk deflasi dalam dua bulan terakhir dengan angka -0.8 persen.

"Itu karena disebabkan daya beli warga yang ikut menurun dimasa pandemi Covid-19 di Samarinda," pungkas Jaang.