search

Daerah

SamarindaCovid-19RSUD AWSRS KarantinaCorona

Kronologis Meninggalnya PDP Covid-19 Usia 13 Tahun di Samarinda

Penulis: Putri
Selasa, 28 April 2020 | 4.916 views
Kronologis Meninggalnya PDP Covid-19 Usia 13 Tahun di Samarinda
Pemakaman jenazah PDP Covid-19 Usia 13 Tahun di TPU Raudhatul Jannah, Samarinda

Samarinda, Presisi.co - Seorang remaja perempuan usia 13 tahun dikabarkan meninggal dunia dalam status sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19, Selasa (28/4/2020) dini hari tadi di RSUD AWS Samarinda.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD AWS Samarinda dr Nurliana Adriati Noor menjelaskan, pasien dengan hasil rapid test reaktif Covid-19 itu ditetapkan sebagai PDP corona sejak 27 April 2020.

“Pada tanggal 28 April 2020, sekitar pukul 01.00 Wita, pasien dinyatakan meninggal dunia dan pada jam 06.30 WITA dilakukan pemakaman kepada jenazah di TPU Raudhatul Jannah,” terangnya.

Lanjut dikatakan dr Nana, sebelum dinyatakan meninggal, pasien yang rutin menjalani perawatan di RSUD AWS ini, diketahui memiliki penyakit penyerta seperti gagal ginjal kronis, infeksi saluran kemih dan sindroma down.

“Hasil pemeriksaan rapid tes reaktif, dengan status menunggu hasil swab test,” lugasnya.

Semula, pasien dibawa ke RSUD AWS pada Minggu, 26 April 2020 dengan keluhan sesak nafas. Lantaran memiliki penyakit penyerta yang cukup berat, alhasil jiwa pasien tak lagi dapat di selamatkan.

“Kami berusaha menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu dan belum dilakukan tindakan hemodialisa,” tegas dr Nana.

Turut menambahkan, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Kabid P2P Dinkes) Kota Samarinda dr Osa Rafshodia menyebut bahwa tim medis juga telah melakukan uji rapid test terhadap kedua orang tua pasien.

“Salah satu (orangtua) reaktif Covid-19. Dan memilki riwayat perjalanan ke luar daerah,” kata dr Osa.

Dengan demikian, sesuai hasil rapid test maka orang tua remaja malang itu turut ditetapkan sebagai PDP Covid-19.

“Sehingga, besok (Rabu) yang bersangkutan akan kami rawat di RS Karantina,” tegas dr Osa.

Dr Osa meminta agar warga Samarinda tidak melakukan perjalanan ke luar daerah. Karena beberapa wilayah di sekitar Kota Tepian berpotensi terjadi transmisi lokal.

“Kami belum lama ini rapid test dengan sejumlah pelaku perjalanan dari Bontang, Kutai Timur (Kutim) dan Kutai Kartanegara (Kukar), hasilnya itu reaktif,” lanjutnya.