search

DPRD Kaltim

dprd kaltimrusman yaqubibu kota negarapotensi pariwisata kaltimbambang brodjonegoro

Penataan Pariwisata di Ibu Kota Negara, Ini Pendapat Rusman Yaqub Ketua Komisi IV DPRD Kaltim

Penulis: Presisi 1
Selasa, 17 Desember 2019 | 1.074 views
Penataan Pariwisata di Ibu Kota Negara, Ini Pendapat Rusman Yaqub Ketua Komisi IV DPRD Kaltim
Rusman Ya'qub - Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Presisi – Membahas perpindahan ibu kota negara (IKN) memang tak pernah ada habisnya. Kesiapan rencana induk pembangunan pariwisata daerah (RIPPARDA) juga penting untuk dimatangkan, dalam rangka menyambut urbanisasi besar-besaran yang akan memadati lokasi IKN nantinya.

Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, kapasitas IKN diperkirakan dapat menampung hingga 3 juta penduduk, diantaranya 200 ribu pegawai negeri sipil (PNS) diatas wilayah yang mencapai 180 ribu hektare.

Terkait itu, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Rusman Ya’qub mengatakan pihaknya sudah meminta kepada Pemerintah Provinsi Kaltim, melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim untuk menentukan potensi pariwisata yang tepat, sehingga Kaltim, tidak terjebak pada kompetisi pariwisata yang lazim dimiliki oleh kota-kota besar lainnya.

“Kami sedang menanti Ripparda yang dibuat oleh Dispar Kaltim. Selesai itu, baru akan kami evaluasi, yang jelas sampai hari ini, RTRW Kaltim kan harus direvisi, belum lagi kita bicara soal zonasi kawasan,” jelas Politikus PPP itu saat ditemui di Ruang Rapat Komisi IV DPRD Kaltim pada Senin (16/12).

Kaltim dikatakan Rusman, harus menyakini terlebih dahulu destinasi wisata kompetitif apa saja yang harus dipersiapkan, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik itu lokal, nasional dan juga mancanegara.

“Misalkan wisata buatan, menurut saya itu temporary. Kenapa tidak kita konsen pada pengembangan taman-taman nasional yang ada di Kaltim, jadi fokusnya pada wisata forestry,” tuturnya.

Menurutnya, jika pengembangan destinasi wisata yang akan dibangun nantinya hanya berfokus pada wisata-wisata buatan, maka Kaltim akan sulit bersaing dengan kota lain yang terlebih dahulu mapan terhadap itu.

“Yang saya pahami, kita mau jumlah wisatawan yang banyak datang namun range penerimaannya sedikit, atau sebaliknya jumlah kedatang tidak hiruk pikuk, tapi secara value added (nilai tambah) itu besar,” imbuhnya.

Dia menambahkan, perpaduan wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan atau Ekowisata, akan menjadi salah satu pilihan terbaik, pengembangan wisata di Kaltim

“Pengunjung bisa bermalam hingga berhari-hari di Kaltim. Bagaimana misalnya Masyarakat Dayak, hidup dan menjaga kawasan hutan. Itu kan cantik sekali, banyak yang tertarik karena sesuai dengan kultur yang ada selama ini,” tegasnya