search

Berita

KH Abdus Salam Mujibpengasuh Ponpes Al KhozinyPonpes Al Khoziny SidoarjoKorban Ponpes Al Khoziny

Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Kini Disorot Usai Tragedi Musala Ambruk

Penulis: Rafika
Minggu, 05 Oktober 2025 | 80 views
Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Kini Disorot Usai Tragedi Musala Ambruk
Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo. (net)

Presisi.co - Musibah ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, menyisakan duka yang mendalam bagi dunia pendidikan Islam. Peristiwa tragis yang terjadi pada Senin, 28 September 2025 sekitar pukul 15.00 WIB itu menelan banyak korban jiwa.

Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan salat asar berjamaah di lantai dua mushola, tepat di bawah area yang baru selesai pengecoran atap lantai tiga.

Naas, atap tiba-tiba roboh dan menimpa para santri. Hingga Minggu, 5 Oktober 2025 pagi, data menunjukkan total korban mencapai 141 orang, 104 di antaranya selamat, sementara 37 lainnya meninggal dunia. Masih ada sekitar 26 korban yang belum ditemukan.

Tragedi ini bukan hanya menimbulkan simpati luas, tetapi juga memunculkan banyak pertanyaan publik, salah satunya: siapa sebenarnya pengasuh Ponpes Al Khoziny?

Jejak Panjang Pesantren Tua di Sidoarjo

Ponpes Al Khoziny bukanlah lembaga baru. Karena itu, semestinya pengelola pesantren memiliki catatan rekam jejak agar pemeliharaan bangunan dapat berjalan dengan baik.

Didirikan pada tahun 1920-an oleh KH. Raden Khozin Khoiruddin, pesantren ini telah menjadi salah satu pusat pendidikan Islam di kawasan Buduran. Dalam perjalanannya, kepemimpinan pesantren ini diwariskan secara turun-temurun.

Setelah pendiri wafat, tongkat estafet kepemimpinan diteruskan oleh putranya, Moh Abbas. Kemudian, giliran KH. Abdul Mujib, yakni cucu pendiri sekaligus menantu keluarga pesantren, yang melanjutkan peran tersebut.

KH. Abdul Mujib, putra dari Moh Abbas dan Nyai Khodijah (sepupu KH. Wahab Hasbullah, pendiri Nahdlatul Ulama), dikenal sebagai sosok alim, sederhana, dan tekun menuntut ilmu. Sejak muda, ia berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain untuk memperdalam pengetahuan agama.

Meski di usia senja sempat mengidap diabetes, KH. Abdul Mujib tetap aktif mengurus pesantren hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada 5 Oktober 2010 di RS Graha Amerta Surabaya. Setelah itu, kepemimpinan Ponpes Al Khoziny dilanjutkan oleh putranya, KH. R. Abdus Salam Mujib.

Kini, KH. Abdus Salam Mujib yang melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Ponpes Al Khoziny. Selain itu, KH. Abdus Salam Mujib juga menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Sidoarjo.

Posisi tersebut menempatkannya sebagai tokoh sentral dalam arah kebijakan keagamaan Nahdlatul Ulama di wilayah Sidoarjo. Dengan latar belakang pesantren yang kuat dan jejaring luas di lingkungan NU.

Namun, tragedi ambruknya bangunan ini juga menempatkan namanya dalam sorotan tajam. Publik menuntut adanya transparansi dan tanggung jawab moral dari pihak pengasuh pesantren terkait insiden yang merenggut puluhan nyawa santri tersebut.

Dugaan Pembangunan Tak Sesuai Standar

Pakar Teknik Sipil Struktur dari ITS, Mudji Irmawan, menilai ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny diduga kuat disebabkan oleh proses pembangunan yang tidak memenuhi kaidah teknis konstruksi. Menurutnya, mushola dan lantai tambahan dibangun tanpa perencanaan yang matang.

Lebih mengejutkan lagi, sejumlah santri mengaku turut dilibatkan dalam proses pengecoran atap. Padahal, mereka tidak memiliki keahlian di bidang konstruksi. Hal ini menguatkan dugaan bahwa pembangunan tidak dikerjakan secara profesional.

Mudji menegaskan, tanggung jawab tidak hanya berada di tangan kontraktor, tetapi juga pada pengurus pesantren yang terus menambah lantai tanpa perhitungan risiko yang memadai.

Nah, itulah sekilah informasi mengenai siapa pengasuh Ponpes Al Khonizy Sidoarjo. (*)

Editor: Redaksi