26 Santri Masih Hilang, BNPB Ungkap Hambatan Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Penulis: Rafika
Minggu, 05 Oktober 2025 | 13 views
Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. (Dok. BNPB via Suara.com)
Presisi.co - Operasi pencarian korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, menghadapi kendala serius, Minggu, 5 Oktober 2025.
Tim SAR gabungan kesulitan mengevakuasi puing lantaran adanya beton berukuran besar yang menempel dengan bangunan lain di sebelahnya.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan akan menggandeng tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Keterlibatan pakar bertujuan agar proses pembersihan tidak merusak atau mengganggu struktur bangunan yang tersisa.
“Beton ada yang menempel di sebelah kiri dan terhubung dengan gedung atau bangunan lain di sebelahnya,” jelas Budi.” ujar Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, Minggu, 5 Oktober 2025, sebagaimana diwartakan Suara.com --jaringan Presisi.co.
Menurut Budi, tim dari ITS akan segera melakukan investigasi. Mereka bertugas memberikan petunjuk agar proses pembersihan berjalan hati-hati dan tidak menimbulkan kerusakan tambahan.
"Tim dari ITS akan melakukan investigasi dan memberikan petunjuk agar proses pembersihan ini tidak mengganggu atau merusak bangunan lain," ujar Budi.
Selain kendala teknis, tim di lapangan juga mewaspadai potensi penyakit yang dapat muncul. Hal ini mengingat pembusukan jenazah yang sudah memasuki hari ketujuh.
Personel SAR yang bekerja non-stop selama 24 jam dengan sistem shift juga dilaporkan mengalami kelelahan dan gangguan kesehatan ringan. Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Kesehatan memberikan dukungan tambahan berupa vitamin, suplemen, serta layanan medis di lokasi.
BNPB bersama Pusat Krisis Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berkoordinasi untuk melakukan penyemprotan disinfektan. Tindakan ini dilakukan untuk mengelola lingkungan di area reruntuhan guna mencegah pencemaran air bersih dan penyebaran penyakit berbasis lingkungan.
“Nanti semua keperluan, APD, kacamata google dan apapun BNPB akan dukung. BNPB punya banyak APD dan semua peralatan lain yang dibutuhkan,” kata Budi.
Korban Tewas Capai 37 Orang, 26 Santri Masih Hilang
Hingga Minggu siang, jumlah korban tewas yang ditemukan tim SAR terus bertambah, mencapai 37 jenazah. Sebagian besar jenazah ditemukan di lantai satu sisi utara bangunan. Penemuan ini dilakukan setelah sekitar 60 persen puing dari bangunan empat lantai tersebut berhasil diangkat.
Tim gabungan juga menemukan dua potongan tubuh manusia tambahan, sementara 26 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Data tersebut bersifat sementara dan bersumber dari daftar absensi santri yang dikeluarkan pihak pondok pesantren.
“Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,” ungkap Budi.
Budi Irawan menegaskan, data tersebut baru akan terbukti akurat apabila seluruh pembersihan telah selesai. Pencarian akan dihentikan setelah tim mencapai titik tanah lantai dasar sebagai akhir operasi. (*)