Guntur Akui Petani Milenial Kukar Jadi Tulang Punggung Baru Sektor Pertanian
Penulis: Akmal Fadhil
Jumat, 09 Mei 2025 | 20 views
Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Guntur.
Samarinda, Presisi.co -Transformasi generasi di sektor pertanian mulai terlihat nyata di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Guntur, mengungkapkan bahwa petani muda kini mengambil alih peran penting dalam mengembangkan pertanian lokal, menggantikan generasi lama yang mayoritas telah berusia lanjut.
"Generasi milenial kini mulai menyadari potensi pertanian sebagai bisnis yang menguntungkan. Di Kukar, banyak petani muda yang bahkan sudah mampu membeli mobil dan memiliki usaha yang berkembang pesat," ujar Guntur kepada wartawan, Kamis 9 Mei 2025.
Fenomena ini dinilai sebagai angin segar bagi dunia pertanian di Kukar, yang sebelumnya sempat menghadapi kekhawatiran akan minimnya regenerasi petani. Kini, dengan masuknya anak-anak muda ke sektor ini, pertanian justru bertransformasi menjadi usaha produktif dengan pendekatan yang lebih modern.
Menurut Guntur, keberhasilan para petani muda ini tidak lepas dari campur tangan pemerintah daerah. Selain memberikan akses permodalan dengan bunga rendah, pemerintah juga aktif mengadakan pelatihan keterampilan, pendampingan teknis, hingga pengenalan teknologi pertanian mutakhir.
“Dukungan dari pemerintah tidak hanya terbatas pada aspek finansial, tetapi juga dalam bentuk pelatihan dan pengenalan teknologi pertanian yang lebih modern,” jelasnya.
Dengan teknologi, petani milenial mampu mengelola lahan secara lebih efisien, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan produk pertanian berkualitas tinggi.
Beberapa bahkan mulai terhubung ke pasar digital, membuka peluang ekspansi usaha ke luar daerah.
Lebih dari itu, keberhasilan petani muda juga telah memberi dampak sosial yang positif di tingkat desa. Semangat mereka menarik minat pemuda lain untuk kembali ke desa dan melihat pertanian sebagai jalan hidup yang menjanjikan.
“Sekarang anak-anak muda di kampung tidak malu lagi jadi petani. Justru bangga, karena hasilnya sudah terlihat. Mereka tidak hanya mencangkul, tapi juga bisa memasarkan produk lewat media sosial, punya jaringan pembeli, bahkan jadi pengusaha pertanian,” kata Guntur. (*)