Disambut Siswa Saat Kunjungan, Kadiskominfo Kaltim Mengaku Tersentuh hingga Nyaris Menangis
Penulis: Akmal Fadhil
1 hari yang lalu | 282 views
Kadiskominfo Kaltim, Muhammad Faisal (kanan) bersama Pengamat Pendidikan Kaltim, Rusman Ya'qub). (Istimewa)
Samarinda, Presisi.co - Pancasila bukan sekadar hafalan saat upacara bendera. Nilai-nilainya harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda.
Pesan ini mengemuka dalam Dialog Interaktif, Halo Kaltim di kanal RRI Pro 1 Samarinda yang mengangkat tema “Pancasila Sebagai Landasan Pendidikan Karakter Generasi Muda”.
Dialog ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal dan pengamat pendidikan Kaltim, Rusman Yaqub.
Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal menegaskan pentingnya Pancasila sebagai dasar pembentukan karakter generasi muda. Khususnya di momen spesial tahun ini yang menandai 80 tahun kelahiran Pancasila.
"80 tahun bukan waktu yang sebentar. Kalau kita berkaca membandingkan dengan negara lain, kita patut berbangga. Dari Sabang sampai Merauke, dengan segala perbedaan kita masih kokoh bersatu. Itu makna saktinya Pancasila," ujar Faisal di Studio Pro 1 RRI Samarinda, Sabtu, 31 Mei 2025.
Pemprov Kaltim akan menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila bersama unsur pemerintah dan masyarakat di GOR Kadrie Oening Sempaja Samarinda, Minggu, 1 Juni 2025 pagi.
Faisal berharap peringatan ini bukan sekadar seremoni melainkan menjadi momentum memperkuat nilai-nilai kebangsaan, terutama di kalangan generasi muda.
Ia juga optimistis, generasi muda mampu mengamalkan dan mengemban amanah sebagai generasi penerus yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Dengan pendidikan yang baik dan benar, generasi muda akan tampil sebagai karakter yang mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila.
“Ada pengalaman saya berkunjung ke SMA/SMK, saya disambut siswa-siswi yang saling mengucapkan salam dan cium tangan. Rasanya mau menetes air mata. Jadi, masih banyak generasi muda kita yang berkarakter. Asal kita didik dengan benar,” katanya haru.
Sementara itu, Rusman Yaqub menyoroti pentingnya pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Pancasila. Ia mengingatkan agar sistem pendidikan di Indonesia tidak kehilangan jati diri akibat pengaruh budaya luar.
“Pendidikan karakter itu membentuk moral dan akhlak berdasarkan nilai-nilai bangsa sendiri. Tidak terpengaruh oleh budaya luar seperti westernisasi atau K-Pop,” tegasnya.
Rusman juga menekankan bahwa nilai-nilai Pancasila seharusnya tidak hanya menjadi hafalan dalam pelajaran, tapi diterapkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam semua mata pelajaran.
“Masih adanya bullying di sekolah menunjukkan ada nilai yang belum tertanam dengan kuat. Pancasila harus jadi praktik hidup, bukan hanya simbol filosofis,” pungkasnya. (*)