search

Daerah

andi harunTerowongan Samarindadinas pupr samarindaPemkot SamarindaLongsor di Samarinda

Andi Harun Pastikan Terowongan Samarinda Aman, Begini Penjelasan Lengkapnya

Penulis: Muhammad Riduan
5 jam yang lalu | 18 views
Andi Harun Pastikan Terowongan Samarinda Aman, Begini Penjelasan Lengkapnya
Wali Kota Samarinda, Andi Harun saat diwawancarai ketika meninjau longsor yang terjadi di Jalan Belimau Raya, RT. 22, Kelurahan Lempake Samarinda Utara, Kota Samarinda. (Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan bahwa struktur terowongan di Jalan Sultan Alimuddin dalam kondisi aman, meski sebelumnya terjadi longsor pada lereng bagian inlet tunnel, Senin 12 Mei 2025 lalu.

"Terowongan itu secara struktur aman," ujar Andi Harun kepada awak media saat meninjau perkembangan penanganan di lokasi, Selasa 13 Mei 2025.

Ia menjelaskan bahwa bagian yang longsor bukanlah struktur utama terowongan, melainkan dinding penahan sementara yang memang belum dibangun secara permanen. Proses penguatan lereng itu sendiri, lanjutnya, telah masuk dalam anggaran APBD 2025 dan saat ini dalam tahapan lelang.

"Yang longsor itu penahan sementara, dan baru akan dibangun permanen tahun ini. Jadi tidak terkait dengan struktur utama terowongan," tegasnya.

Andi Harun, yang karib disapa AH, memastikan bahwa proyek terowongan tidak akan mengalami keterlambatan. Ia menyebut, secara prinsip, badan utama terowongan telah rampung dan dinyatakan aman setelah dilakukan pemeriksaan teknis.

"Ini tidak akan molor, karena badan terowongan pada prinsipnya sudah selesai. Yang akan diperkuat adalah bagian inlet dan outlet-nya," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pembangunan dinding penguat juga berfungsi untuk memudahkan mobilisasi alat berat selama pengerjaan proyek berlangsung.

Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Samarinda, Desy Damayanti, mengungkapkan bahwa longsor terjadi pada sisi kanan lereng inlet tunnel. Area tersebut memang telah dimonitor sejak awal tahun dan terakhir tercatat stabil hingga 11 Mei 2025.

Namun, pada Senin pagi sekitar pukul 09.17 WITA, longsor terjadi secara tiba-tiba dengan estimasi luas material mencapai 210 meter persegi dan volume sekitar 150 meter kubik.

"Langkah awal yang kami lakukan adalah mengamankan area menggunakan sistem SWA sambil menunggu lereng benar-benar stabil sebelum pembersihan material dilakukan," jelas Desy.

Sejumlah langkah penanganan darurat juga telah dilakukan, antara lain:

1. Pemasangan terpal dan sistem pengamanan SWA untuk mencegah longsor susulan;

2. Pembongkaran shotcrete menggantung yang berpotensi jatuh;

3. Pemasangan kembali shotcrete dua lapis dengan wiremesh di antaranya, sebagai penguatan permanen;

4. Monitoring lanjutan terhadap kondisi tanah dan geologi lereng.

Pemerintah Kota Samarinda menegaskan akan terus memantau kondisi lereng dan menjamin kelanjutan proyek berjalan sesuai standar keamanan yang ditetapkan. (*)

Editor: Yusuf