search

Daerah

Pemkot SamarindaRelokasi PedagangPasar Ikon KalimantanPaguyuban Pasar Subuh Pasar Beluluq Lingau

Pedagang Pasar Subuh Tak Mau Tinggalkan Lokasi Lama Meski Pemkot Samarinda Siapkan Pasar Ikonik Baru

Penulis: Muhammad Riduan
6 jam yang lalu | 0 views
Pedagang Pasar Subuh Tak Mau Tinggalkan Lokasi Lama Meski Pemkot Samarinda Siapkan Pasar Ikonik Baru
Paguyuban Pasar Subuh saat menggelar aksi di Balai Kota Samarinda. (Presisi.co/Muhammad Riduan)

Samarinda, Presisi.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menegaskan akan tetap merelokasi pedagang Pasar Subuh ke Pasar Beluluq Lingau di Jalan PM Noor, Kecamatan Samarinda Utara. Rencana ini akan dilaksanakan pada 4 Mei 2025 mendatang.

Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Asisten II Sekretariat Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, didampingi Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda, Nurrahmani, saat menemui aksi protes Paguyuban Pasar Subuh di halaman Balai Kota Samarinda, Selasa, 29 April 2025.

“Oh iya, relokasi tetap berjalan sesuai rencana. Bahkan sudah ditunda sejak Oktober lalu, hampir enam bulan,” ujar Marnabas kepada awak media.

Ia menambahkan, Pemkot sudah mengakomodasi berbagai permintaan pedagang terkait lokasi baru, termasuk penerangan, fasilitas yang lebih layak, serta uang transportasi senilai Rp500 ribu.

Menurut Marnabas, Pasar Subuh selama ini tidak memiliki izin resmi. Relokasi ini dianggap sebagai upaya menghadirkan pasar yang sah, tertib, dan layak bagi aktivitas jual beli masyarakat.

“Kami tidak berniat mematikan usaha pedagang. Kami justru ingin bantu agar mereka dapat tempat yang lebih baik,” tegasnya.

Untuk menarik minat pembeli di lokasi baru, Pemkot akan menggelar bazar murah selama dua hari di Pasar Beluluq Lingau. Produk-produk seperti daging dan minyak akan dijual kepada masyarakat umum. Pemkot bahkan menyebut Pasar Beluluq sebagai pasar ikon baru di Kalimantan.

“Kita ingin semua orang tahu kalau di Jalan PM Noor itu ada pasar yang bagus. Nanti juga akan kami arahkan wisatawan ke sana,” imbuh Nurrahmani.

Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah memetakan zonasi dagangan agar lebih tertib.

“Misalnya, penjual babi tidak berdampingan dengan ikan, supaya pembeli lebih nyaman,” jelasnya.

Namun, relokasi ini mendapatkan penolakan dari pedagang Pasar Subuh. Sekitar 60 pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pasar Subuh menggelar aksi damai di Balaikota. Mereka membawa spanduk besar bertuliskan “Kami Menolak Relokasi, Pertahankan Pasar Subuh Salah Satu Ikon Kota Samarinda”.

“Kami ingin tetap di lokasi sekarang. Di Pasar Subuh, kami sudah tahu ritme dan takaran jualannya,” ungkap Ketua Paguyuban Pasar Subuh, Abdussalam.

Ia menyebut relokasi ke tempat baru akan mengancam pendapatan, karena pasar tersebut belum tentu ramai.

“Kalau pembeli sepi, bagaimana kami memenuhi kebutuhan rumah tangga? Banyak dari kami punya cicilan rumah, motor, bahkan biaya sekolah anak,” bebernya.

Hal senada disampaikan oleh Muhammad Fatih, perwakilan lainnya. Ia menekankan bahwa Pasar Subuh telah eksis sejak 1980-an dan dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

“Ini bukan hanya soal jualan, tapi juga soal identitas. Pasar Subuh adalah ikon Samarinda,” tegasnya.

Para pedagang berharap Pemkot bisa mengedepankan dialog dan mencarikan solusi yang tidak memberatkan warga kecil yang telah lama menggantungkan hidup dari aktivitas di Pasar Subuh. (*)

Editor: Redaksi