search

Daerah

Tambang di KRUSKHDTKdprd kaltimHaji Baba

KRUS Digerogoti Tambang Liar? Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Desak Rapat Gabungan

Penulis: Akmal Fadhil
Rabu, 16 April 2025 | 141 views
KRUS Digerogoti Tambang Liar? Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Desak Rapat Gabungan
Kondisi terkini di bekas galian tambang ilegal di Kebun Raya Unmul Samarinda. (Presisi.co/Akmal)

Samarinda, Presisi.co — Komisi IV DPRD Kalimantan Timur meninjau kerusakan Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) yang diduga akibat aktivitas tambang ilegal. Tinjauan dilakukan pada Rabu, 16 April 2025 di kawasan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK).

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, H Baba, mengatakan tinjauan dimulai dari kawasan Lamin Pemkot yang berada di dalam area KRUS.

“Setelah peninjauan, kami akan menginisiasi rapat gabungan antar komisi dan lintas OPD untuk membahas langkah lanjut,” ujarnya kepada awak media.

Hasil pemantauan di lapangan menunjukkan lahan yang menjadi area penelitian mengalami kerusakan parah, terlihat bekas galian dan pembukaan lahan.

Baba menilai, kerusakan ini harus menjadi perhatian semua pihak, karena kawasan terlindung itu sebagian besar sudah tergerus oleh aktivitas penambangan liar.

“Kita selamatkan hutan ini, itu intinya,” tegas politikus PDI Perjuangan tersebut.

Di lokasi yang sama, Kepala Laboratorium KRUS KHDTK, Rustam, menjelaskan praktik tambang ilegal itu sudah terjadi sejak 2016.

“Waktu itu pengerukan dilakukan sangat dekat dengan kawasan KRUS, lalu merembet hingga menyebabkan longsor. Tapi laporan kami saat itu sepertinya tidak digubris,” jelas Rustam.

Kasus ini juga berdampak ke mahasiswa. Daniel, mahasiswa yang melakukan siaran langsung di media sosial, mengaku mendapat intimidasi dari orang tak dikenal.

“Setelah live di salah satu platform, ada yang kirim pesan direct message, isinya menyuruh kami tidak terlalu keras bicara soal ini,” ungkap Daniel.

Meski begitu, Daniel menegaskan dirinya tetap berdiri melawan ancaman tersebut.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Unmul, Irawan, mengungkapkan telah membentuk tim evaluasi lingkungan yang terdiri dari dosen lintas bidang.

“Tim ini masih bekerja menghimpun data kerusakan, kerugian, dan vegetasi yang hilang. Hasilnya nanti akan kami sampaikan,” sebut Irawan.

Ia berharap peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kawasan hutan, termasuk seluruh KHDTK di Kaltim dan Indonesia.

“Kejadian ini harus jadi peringatan bahwa lingkungan penting untuk kita jaga bersama,” pungkasnya. (*)