search

Daerah

Disbun KaltimPemprov KaltimLokakarya E-STDBTransformasi DigitalPerkebunan Sawit Rakyat

Disbun Kaltim Bahas Transformasi Digital Perkebunan Sawit Rakyat Melalui Lokakarya E-STDB

Penulis: Akmal Fadhil
6 jam yang lalu | 0 views
Disbun Kaltim Bahas Transformasi Digital Perkebunan Sawit Rakyat Melalui Lokakarya E-STDB
Lokakarya Akselerasi STDB dan Pelatihan Penggunaan Aplikasi E-STDB yang digelar di Hotel Mercure Samarinda, Kamis 3 Juli 2025. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) terus mendorong transformasi tata kelola sawit rakyat ke arah yang lebih tertib, digital, dan berkelanjutan. Upaya ini diwujudkan lewat Lokakarya Akselerasi STDB dan Pelatihan Penggunaan Aplikasi E-STDB yang digelar di Hotel Mercure Samarinda, Kamis 3 Juli 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari percepatan pendataan digital berbasis Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), yang juga menjadi salah satu syarat penting dalam proses sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Plt Kepala Disbun Kaltim, Andi Siddik, membuka acara sekaligus menyampaikan apresiasinya kepada World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Direktorat Hilirisasi Hasil Perkebunan atas dukungan terhadap kegiatan tersebut.

“Ini sejalan dengan visi Kaltim Sukses menuju Generasi Emas dan program JossPol 1, yang mendorong hilirisasi industri pertanian berbasis petani modern,” ujar Andi dalam sambutannya.

Ia menekankan pentingnya STDB sebagai dokumen legal yang membuka akses pekebun terhadap berbagai bantuan, program kemitraan, serta menjadi dasar dalam penerbitan sertifikasi ISPO.

Disbun Kaltim mencatat, hingga saat ini sebanyak 5.212 pekebun dari 6.827 kebun dengan total luas 10.608,2 hektare telah terdaftar dalam sistem digital E-STDB.

Melalui lokakarya ini, Disbun berharap kapasitas sumber daya manusia di lapangan meningkat, proses legalisasi kebun sawit rakyat semakin cepat, serta sertifikasi ISPO dapat tercapai lebih luas.

“Sinergi ini menjadi tonggak penting agar petani sawit kita tidak tertinggal dalam persaingan pasar global,” tutup Andi Siddik. (*)

Editor: Redaksi