Penulis: Nelly Agustina
Selasa, 15 Agustus 2023 | 963 views
Samarinda, Presisi.co – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda Desy Damayanti melalui Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) Sub Drainase Kadrie Oening Rosnayadi Novida sebut target pengerjaan drainase akan selesai pada November 2023. Hal ini Ia sampaikan saat ditemui di ruangannya Kantor PUPR Kota Samarinda, Jalan Achmad Amins, pada Selasa 15 Agustus 2023.
Novida jelaskan spesifikasi pengerjaan sub drainase menuju polder air hitam akan dibuat sepanjang 500 meter dengan lebar 3 meter. Secara teknis sub drainase ini belum pernah diperbaiki, jika pun ada hanya beberapa bagian saja. Kali ini akan diperbaiki secara menyeluruh hingga ke pembuangannya melalui Gang Respen dan menuju ke Jalan Juanda bagian belakang, hingga belakang Universitas Tujuh Belas Agustus.
“Ya sambil memperbaiki banjir yang terjadi di sekitar Jalan Juanda bagian belakang,” sebutnya.
Ia menjelaskan, perbaikan drainase juga menyasar hingga Gang Mentari di Jalan Kadrie Oening, Namun masih terkendala pembebasan lahan. Perencanaan tersebut sudah sering dibicarakan sejak 2005. Lahan tersebut milik Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Wiyata Husada. Walaupun pihak Stikes WHS tidak masalah untuk lahan tersebut segera digarap oleh Pemkot Samarinda, namun secara administrasi belum kunjung dihibahkan.
“Kami tidak bisa garap walau STIKES mau menyerahkan secara obrolan ya, kita masih menunggu benar-benar dihibahkan,” sambungnya.
“Semua drainase di sekitar itu terhubung, jadi ada yang mengalir ke polder, tapi juga dapat mengalir langsung ke sekitar Jalan Juanda,” ungkapnya.
Novida menjelaskan besaran anggaran pengerjaan sub drainase Polder Air Hitam adalah Rp 18,5 miliar. Anggarannya berasal dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Kalimantan Timur 2023. Pengerjaannya telah berjalan sejak April 2023 dan ditargetkan akan selesai pada November 2023.
Terkait beberapa kecelakaan yang terjadi akibat jalan licin dalam proses pengerjaan, Novida jelaskan pihaknya telah sering melakukan teguran kepada kontraktor. Bahkan sejak kecelakaan yang terjadi pertama kali.
“Sudah sering kami tegur, bahkan sejak awal,” jelasnya.
Novida kerap kali mengimbau kepada para pekerja kontraktor untuk membersihkan tumpahan tanah di jalan yang mengakibatkan warga tergelincir. Bahkan harus melakukan penyemprotan agar jalanan bersih dan tidak berakibat fatal.
Ia jelaskan pengerjaan yang dilakukan kontraktor saat malam hari, sehingga pagi harinya masih basah. Namun saat cuaca terik kali ini mempercepat proses pengeringan, terutama Jalan Kadrie Oening termasuk jalan utama akses masyarakat Kota Samarinda.
“Kami selalu instruksikan semua jalan harus bersih, tanah harus di keruk dahulu. Ini sudah instruksi lama, namun berulang lagi,” pungkasnya. (*)