search

Daerah

Sungai Karang MumusKebersihan SungaiHari Sungai Nasional

Aktivis GMSS Sebut Refleksi Hari Sungai Nasional Jangan Sekadar Seremonial

Penulis: Nelly Agustina
Kamis, 27 Juli 2023 | 872 views
Aktivis GMSS Sebut Refleksi Hari Sungai Nasional Jangan Sekadar Seremonial
Misman, Aktivis Penggerak GMSS Sungai Karang Mumus. (Nelly Agustina/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Aktivis Penggerak Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) Misman menyebut Hari Sungai harusnya bukan hanya sebagai kegiatan seremonial namun harus konsisten. Hal itu disampaikan Misman di Pangkalan GMSS Jalan Abdul Mutholib, Kelurahan Sungai Pinang Luar, Kecamatan Samarinda Kota pada Kamis, 27 Juli.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Sungai yang merupakan Kolaborasi dari Badan Wilayah Sungai (BWS) IV Kalimantan dan Pemerintah Kota Samarinda.

“Jika ingin memelihara sungai secara profesional, maka harus memperhitungkan secara profesional juga,” katanya.

Misman mengatakan jika ingin berkolaborasi, utamanya dengan komunitas yang konsen di bidang lingkungan harus terus diperhatikan dari berbagai aspek. Mulai dari langkah yang telah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan dan akan dilaksanakan.

“Jangan lupa juga harus tetap didukung agar dapat terukur geraknya,” sebutnya.

Misman juga menegaskan bahwa dalam memelihara sungai fokusnya harus menyeluruh, bukan hanya kepentingan bagi manusia saja namun seluruh ekosistemnya. Baik tumbuhan, binatang hingga mikroorganismenya. Terlebih, kesejahteraan pemelihara sungai juga minim diperhatikan, jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal maka kerjanya tidak boleh amatiran.

Ia menjelaskan bahwa kesadaran masayrakat terkait lingkungan terkait juga dengan kesejahteraannya, jika masyarakat belum sejahtera maka akan minim bicara tentang pemeliharaan lingkungan. Pemerintah Daerah harus serius dalam memperhatikan kesejahteraan rakyat.

“Jangan asal, karena akibatnya akan semakin merusak alam,” tegasnya.

Sebenarnya, Misman jabarkan bahwa sebenarnya semua lembaga di pemerintahan sudah menaungi semua segmen di Sungai Karang Mumus. Pembagiannya, terdapat segmen pariwisata, segmen konservasi dan juga segmen fishing ground.

Ia menjelaskan Pemkot Samarinda tinggal melakukan tindakan konkritnya. Semua telah ada petugasnya dan hanya memerlukan pengembangan.

“Kurang apalagi? Seharusnya sudah bisa langsung melakukan pemeliharaan sungai secara masif dan serius,” bebernya.

Terkait dengan pengolahan sampah yang dapat didaya gunakan kembali, Misman katakan seharusnya setiap RT dapat memiliki tempat untuk pengolahan sampah. Minimal secara komunal, lima RT memiliki satu pengolahan sampah.

“Maka tidak lagi membutuhkan TPA (Tempat Pembuangan Akhir),” nilainya.

Ia juga menyadari bahwa usulan tersebut membutuhkan biaya yang besar, namun hal ini menurutnya demi generasi dan berkaitan dengan keberlangsungan jangka panjang. Terlebih penerapan kolaborasi Badan Usaha Milik RT (BUMRT) dapat diarahkan ke pengelolaan sampah baik organik dan non-organik.

“Bahkan dapat menghasilkan bahan bakar jenis baru dari hasil sampah non-organik. Saya yakin Pemkot mampu jika benar-benar serius melakukan pemeliharaan sungai,” pungkasnya. (*)

Editor: Redaksi