Merawat Sungai Karang Mumus, Haruskah Pemkot Samarinda Membangun Pangkalan Pungut?
Penulis: Muhammad Riduan
10 jam yang lalu | 99 views
Kondisi Sungai Karang Mumus di kawasan Jalan Tarmidi. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Upaya menjaga kebersihan Sungai Karang Mumus (SKM) terus mendapat perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari aktivis lingkungan, Misman yang mengusulkan agar Pemerintah Kota Samarinda membangun “Pangkalan Pungut” di setiap kelurahan yang wilayahnya bersinggungan langsung dengan SKM.
“Kalau mau benar-benar merawat sungai minimal sampahnya, pemerintah bisa menghimbau atau menugasi setiap kelurahan yang wilayahnya SKM untuk memiliki Pangkalan Pungut," ucap Misman saat ditemui Presisi.co, Sabtu 25 Oktober 2025.
Dengan hadirnya, pangkalan pungut ini bisa dilaksanakan setiap bulannya untuk memungut sampah di setiap kelurahan yang secara administrasinya termasuk SKM.
Ia menilai, keberadaan pangkalan ini akan memudahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda dalam melaksanakan kegiatan rutin memungut sampah. Selain itu, hal ini juga menjadi bentuk keseriusan pemerintah dalam menunjukkan komitmen merawat sungai.
“Kalau bangun pangkalan pungut itu berarti pemerintah serius merawat sungai. Bayangkan bagaimana mau tunjukan kepada masyarakat sungai ini kita rawat, kalau pangkalan pungut untuk memungut sampahnya aja enggak ada," tegasnya.
Misman menjelaskan, idealnya pangkalan pungut dibangun di pinggir sungai dengan akses yang mudah bagi perahu ketinting pengangkut sampah. Fungsinya tidak hanya untuk tempat naik-turun sampah, tetapi juga menjadi titik edukasi masyarakat sekitar.
“Walaupun sederhana saja, bisa ada dermaga kecil, tempat parkir ketinting, dan plang nama. Yang penting jelas dan berfungsi,” tambahnya.
Ia memperkirakan, sedikitnya 10 hingga 12 kelurahan di Samarinda memiliki wilayah yang dilalui SKM dan bisa berpartisipasi aktif dalam program tersebut.
Sementara itu, Plt Kepala DLH Samarinda, Suwarso menyambut baik gagasan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa pembangunan pangkalan pungut harus mempertimbangkan ketersediaan lahan di setiap wilayah serta melibatkan partisipasi masyarakat.
“Kita harus lihat juga lahannya di tiap kelurahan. Ini penting karena berkaitan dengan keswadayaan masyarakat. Tujuannya baik, karena selain mengangkat sampah, ini juga mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai,” jelas Suwarso.
DLH Samarinda, kata Suwarso, berencana mendiskusikan lebih lanjut usulan tersebut bersama bagian pemerintahan. Tak menutup kemungkinan program ini akan didorong masuk dalam kegiatan Pro Bebaya, agar bisa berjalan berkelanjutan di tingkat kelurahan.
“Ini memang nanti kita kita diskusikan dengan bagian pemerintahan, mudah-mudahan bisa dimasukkan di Pro Bebaya programnya. Kalau selama ini fokus penanganan sampah di darat, ini saatnya kita bergerak ke pinggir sungai,” ujarnya.
Menurut Suwarso, langkah kecil dari masyarakat di sekitar sungai akan berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.
“Kalau semua bergerak, efeknya akan besar. Bukan hanya membersihkan sungai, tapi juga membentuk agen perubahan di masyarakat,” pungkasnya. (*)