Penulis: Nelly Agustina
Selasa, 30 Mei 2023 | 976 views
Samarinda, Presisi.co - Kecamatan Samarinda Ilir telah mengadakan Rembuk Stunting pada Rabu, 17 Mei 2023.
Menurut Camat Samarinda Ilir, Ramdhani (30/05/2023), mereka bekerja sama dengan Puskesmas, bagian teknis yang terlibat dalam upaya ini. Ramdhani juga menyebutkan bahwa mereka melibatkan Posyandu dan Dasawisma.
"Kami telah mengaktifkan kembali Dasawisma yang sudah ada," ungkapnya.
Ramdhani berharap agar ibu hamil aktif memeriksakan kesehatan mereka dan datang ke Dasawisma. Selain itu, upaya pemberian makanan tambahan juga telah dilakukan.
Namun, Ramdhani menyebutkan bahwa data yang terkait belum bisa dibagikan secara rinci karena masih dalam proses validasi.
"Namun, kami memiliki jumlah kasus yang lebih sedikit dibandingkan dengan kecamatan lainnya," ujarnya.
Hasil dari Rembuk Stunting ini, Ramdhani mengatakan bahwa mereka akan mendorong kerjasama dengan berbagai sektor terkait. Namun, semuanya tergantung pada partisipasi masyarakat, karena hal ini juga berkaitan dengan gaya hidup dan kesadaran warga untuk datang ke posyandu.
Kepala UPTD Puskesmas Sidomulyo, Ida Afrida, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan validasi data ketika ada laporan atau pasien yang datang dengan masalah stunting. Mereka juga telah meminjamkan alat pengukuran antropometri ke posyandu.
Ida juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melatih kader posyandu selama 2 hari sebelum penggunaan alat pengukuran tersebut. Dari 59 posyandu, sebanyak 40 posyandu sudah menerima alat pengukuran ini, untuk memastikan akurasi data yang valid.
Ida juga menyebutkan bahwa faktor lain yang ditemukan di Kelurahan Selili adalah sanitasi, tetapi sebenarnya penyebaran stunting di Kecamatan Samarinda Ilir merata di seluruh Kelurahan.
"Permasalahannya hampir sama di hampir semua kelurahan, baik dari segi sanitasi maupun pola asuhnya," tambahnya.
Hasil dari Rembuk Stunting ini juga bertujuan untuk memotivasi warga agar datang ke posyandu, serta memperkuat keterampilan kader posyandu.
"Kami akan fokus terlebih dahulu pada validasi data untuk intervensi yang baik dan intensif," jelasnya. (*)