search

Advetorial

dprd kaltimhaji alungMuhammad SyahrunSosialisasi KebangsaanPancasila Ideologi Bangsa4 Pilar Kebangsaanpartai golkar

Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Kukar, Haji Alung: NKRI Harga Mati!

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 31 Oktober 2022 | 900 views
Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Kukar, Haji Alung: NKRI Harga Mati!
Anggota DPRD Kaltim saat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Desa Kedang Murung, Kabupaten Kutai Kartanegara. (Presisi.co)

Presisi.co - Anggota DPRD Kaltim, Muhammad Syahrun menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan perdananya di Desa Kedang Murung, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Senin, 31 Oktober 2022. 

Dihadapan puluhan warga yang berkumpul di BPU Desa Kedang Murung, Politisi Golkar itu menggaungkan slogan NKRI Harga Mati. Seruan yang sering kali disampaikan sederet pejabat dan politisi ini memang patut dimaknai sebaik mungkin, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dogma pecah belah bangsa.

"Intinya, mencintai NKRI adalah harga mati. Jangan mudah terpengaruh dengan konspirasi-konspirasi yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk memecah belah bangsa kita," pesan dia.

Untuk diketahui, sosialisasi wawasan kebangsaan yang digelar oleh tiap anggota dewan di Karang Paci merupakan upaya untuk merajut kembali simbol-simbol persatuan melalui pemahaman 4 Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Kita sebagai tulang punggung bangsa tentu harus memahami peran masing-masing lewat pemahaman yang sama melalui 4 Pilar Kebangsaan. Tugas kita semua untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan bangsa," ungkapnya. 

Pada kesempatan tersebut, politisi yang akrab disapa Haji Alung itu juga menghadirkan Ahmad Fadillah, sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, Ahmad katakan bahwa wawasan kebangsaan yang digelar kali ini memang patut diapresiasi ditengah degradasi moral akan paham liberal dan radikal yang mendoktrin sejumlah masyarakat.

"Makanya pemerintah dan DPRD harus gencar menggelar sosialiasi kebangsaan seperti ini, makanya perlu diapresiasi," sebut dia. 

Ditengah keterbatasan waktu, Ahmad juga banyak mengulas sejarah panjang Pancasila sebagai ideologi bangsa yang diibaratkan olehnya sebagai pondasi utama sebuah gedung.

"Tanpa dasar yang kokoh, bangunan itu pasti akan roboh," kata dia.

"Jadi, Indonesia bukan hanya milik satu golongan saja. Makanya Indonesia disebut sebagai negara kesatuan," tambah dia. (*)

Editor: Yusuf