search

Daerah

Sultan Aji Muhammad ArifinSultan Aji Muhammad IdrisiPahlawan NasionalPahlawan dari KaltimSultan Kutai Kartanegara Ing MartadipuraVereenigde Oostindische Compagnie

Sultan Ke-14 Kutai Kartanegara Aji Muhammad Idris Akan Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

Penulis: Jeri Rahmadani
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 688 views
Sultan Ke-14 Kutai Kartanegara Aji Muhammad Idris Akan Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14, Sultan Aji Muhammad Idris. (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co - Pemimpin ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Idris, bakal menerima gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Gelar tersebut akan disematkan bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional pada 10 November 2021 mendatang.

Dikonfirmasi awak media, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XXI, Sultan Aji Muhammad Arifin mengatakan, pihaknya akan memastikan terlebih dahulu siapa-siapa saja yang akan nantinya menghadiri penyerahan gelar tersebut.

"Mungkin kami rapat dulu. Insyaallah saya sendiri juga yang akan hadir terkait gelar pahlawan nasional itu," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu, 30 Oktober 2021 di Kedaton Kutai Kartanegara.

Ia melanjutkan, penyerahan gelar pahlawan nasional kepada Sultan ke-14 Kukar Aji Muhammad Idris merupakan suatu hal yang pantas. Sebab, Sultan Aji Muhammad Idris telah berjuang melawan penjajahan di Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), di masa kepemimpinannya.

"Karena sultan Aji Muhammad Idris yang ke-14 ini sejarahnya berperang di Wajo, meninggalnya karena di bunuh. Itulah sekarang jadi pahlawan. Aji Muhammad Idris diangkat ke permukaan, dipakai nama jalan, nama kantor, nama sekolah, sampai nama universitas juga. Baik itu di Kukar maupun di daerah lainnya," paparnya.

Menurutnya, sosok Aji Muhammad Idris sendiri merupakan sultan yang sangat dekat denga masyarakat semasa hidupnya. Ia kerap dekat dengan warganya, kendati berbeda suku. Pun dibarengi dengan rasa persatuan dan menganggap warga-warga nya itu seperti saudara dan anak-anaknya.

Akan hal tersebut, ia menyarankan, agar tokoh-tokoh nusantara seperti Sultan Aji Muhammad Idris turut bisa kembali diangkat di permukaan. Agar, sejarah turut bisa diketahui oleh generasi-generasi muda.

"Supaya sejarah-sejarah pahlawan itu bisa diingat. Juga bisa diabadikan menjadi nama jalan, kantor, atau lain sebagainya agar terus diketahui," tuturnya.

Tak hanya itu, Sultan Aji Muhammad Arifin turut menyampaikan pesannya. Pihak pemerintah juga diminta menunjukkan perhatiannya. Utamanya agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar terus memberikan dukungan kepada pemerintah pusat mengenai tokoh-tokoh pahlawan di Kaltim.

"Artinya kami punya raja (almarhum) ini, bisa diangkat dan dijadikan pahlawan. Supaya di pusat mengetahui, siapa Aji Muhammad idris ini, sultan ke-14 pernah ditugaskan di Wajo Sulsel untuk membela NKRI," kata Aji Pangeran Praboe.

Tak lupa, Sultan Aji Muhammad Arifin mengaku bersyukur, penobatan salah satu tokoh di Kaltim yang bakal menyandang gelar pahlawan nasional saat ini satu-satunya.

"Alhamdulillah, artinya kita ini disamping itu ada perjuangan sejarah, ya kan begitu? pemerintah harus memberikan dukungan. Agar sejarah itu jangan sampai dilupakan. Apalagi kita merupakan kerajaan yang paling tua di Indonesia," pungkas Aji Pangeran Praboe.

Diketahui, Sultan Aji Muhammad Idris adalah Sultan ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang memerintah pada tahun 1735 hingga tahun 1778. Ia adalah sultan pertama yang menggunakan nama islam, semenjak masuknya agama tersebut di kesultanan Kutai Kartanegara pada abad ke 17.

Sultan Aji Muhammad Idris sendiri juga diriwayatkan pernah menikah dua kali, dan memiliki 12 putra putri. Ia merupakan cucu menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng, yang berangkat ke tanah Wajo, Sulsel, untuk bertempur melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) bersama rakyat Bugis.

Dengan gagah berani, Sultan Aji Muhammad Idris menggempur VOC dan akhirnya gugur di medan perang pada tahun 1739. Ia dimakamkan bersama Mertua beliau, Raja La Madukelleng dari Wajo. Ia juga merupakan salah satu pahlawan yang dikenang oleh masyarakat Wajo, atas perjuangannya mengusir penjajah dari tanah Wajo. (*)

Editor: Yusuf