search

Daerah

Pasar Dayak Pasar Subuh Penanganan Banjir Samarinda Andi Harun

Pasar Dayak dan Pasar Subuh Akan Direlokasi di Satu Tempat untuk Optimalkan Penanganan Banjir Samarinda

Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 30 Juli 2021 | 1.322 views
Pasar Dayak dan Pasar Subuh Akan Direlokasi di Satu Tempat untuk Optimalkan Penanganan Banjir Samarinda
Wali Kota Samarinda Andi Harun. (Jeri Rahmadani/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Pasar Dayak di Jalan PM Noor, Sempaja Selatan, Samarinda Utara akan direlokasi Pemkot Samarinda. Pemindahan ini untuk mengoptimalkan penanganan banjir di Samarinda. Khususnya di titik simpang tiga Jalan DI Pandjaitan. "Mekanisme pengadaan tanah, review desain, analisa lalu lintas, dan anggarannya masih dibahas," ungkap Andi Harun, Jumat 30 Juli 2021 di Balai Kota.

Ia menyebut, untuk pengadaan lahan akan dilaksanakan pada APBD perubahan 2021. Sedangkan fisiknya pada 2022. Kemudian, estimasi anggaran pun masih dibahas.

Menurutnya, pemindahan Pasar Dayak ini supaya tak terjadi masalah sosial saat diadakan optimalisasi penanganan banjir. Ia menyatakan, pedagang Pasar Dayak menyambut baik wacana relokasi ini. "Tapi bukan cuma pedagang dari Pasar Dayak. Tempat relokasi ini juga untuk pedagang dari Pasar Subuh. Jadi, satu solusi untuk dua masalah," ucap Andi Harun.

Diketahui, saat ini lokasi Pasar Dayak berada tepat di atas drainase dan rentan terjadi masalah sosial saat dilakukan penanganan banjir. Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak Kaltim (DADKT) Martinus Usat berharap relokasi segera dilakukan. Saat ini, Pasar Dayak yang berada di atas drainase itu tak sesuai dengan peraturan yang ada. Namun, karena persoalan ekonomi, apalagi menyangkut hajat hidup orang banyak, ia turut berpartisipasi dalam masalah ini. "Makanya sudah ada upaya-upaya dari dinas terkait memperjuangkan agar Pasar Dayak nanti dapat dibangun. Demi menunjang ekonomi kerakyatan Samarinda sekaligus visi dan misi wali kota," ucap Martinus.

Menurutnya, selama ini pemerintah sudah memberikan kelonggaran pada masyarakat supaya ekonomi kerakyatan ini bisa berjalan. Ia berterima kasih karena pemkot memantau proses pembangunan. "Karena lahan itu milik masyarakat ada ganti rugi juga. Pergantian nanti melalui prosedur pembebasan lahan yang ditentukan pemerintah dan masyarakat. Agar tidak ada masalah hukum di kemudian hari," papar Martinus.

Dibeberkannya, lahan relokasi yang ada sekarang sebesar 35x50 meter persegi di Jalan PM Noor. Tak jauh dari Pasar Dayak. Namun harus membebaskan lahan sedikit, untuk fasilitas jalannya. "Itu sesuai dengan perencanaan dinas PUPR. Mungkin ada revisi dalam beberapa minggu ke depan. Yakni 20x40 meter persegi. Lebih kecil, karena status tanah sebelumnya belum sekaligus tempat parkir," urainya.

Sementara itu, jika kapasitas bangunan pada lahan ganti baru Pasar Dayak dan Pasar Subuh itu memang mencukupi, maka bangunan hanya akan berlantai satu. Namun jika tidak, maka akan dipertimbangkan untuk bangunan dua lantai. "Yang jelas kalau memenuhi untuk lantai satu dan semua terakomodasi di situ. Baik Pasar Dayak dan Pasar Subuh, dibangun sesuai dengan kondisi keuangan pemkot," terangnya.

Martinus mengatakan, pedagang Pasar Dayak yang aktif setiap hari di lokasi saat ini berjumlah sekitar 30 pedagang. Namun yang mendaftar ada sekitar 70 pedagang. "Sementara yang belum kami tanya di Pasar Subuh ada berapa. Belum tahu berapa jumlahnya. Nanti di koordinasikan," pungkasnya. (*)
Editor: Rizki