search

Kesehatan

Vaksin SinovacVaksin CovidHarga Vaksin Sinovacpresiden jokowiJoko Widodo

Begini Kabar Terakhir Vaksin Sinovac yang Diuji di Indonesia

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 24 November 2020 | 895 views
Begini Kabar Terakhir Vaksin Sinovac yang Diuji di Indonesia
Ilustrasi Vaksin Sinovac. (Foto: Istimewa)

Presisi.co - Menghadapi virus Covid-19 Pemerintah Indonesia tak hanya berpangku tangan menunggu keberuntungan, sudah banyak diketahui bahwa Pemerintah mengimpor vaksin dari China untuk mencegah penyebaran virus. Vaksin Sinovac adalah vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi di Beijing, China sebagai vaksin yang bisa meredam penyebaran Covid-19. Vaksin Sinovac sudah dilakukan uji klinis tahap III dibawah kendali PT. Bio Farma, hal ini menjadi angin segar bagi banyak kalangan mengingat perkembangan virus Covid-19 di Indonesia yang terus mengalami peningkatan.

Perkembangan vaksin Sinovac ini sudah dijelaskan oleh Iwan Setiawan yang menjabat sebagai Head of Corporate Communication dari PT. Bio Farma. Ia menuturkan bahwa perkembangan vaksin Sinovac di tahap monitoring dan akan dilakukan cek darah dari relawan, hal ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas vaksin dan pembentukan antibodi.

Diperkirakan vaksin akan selesai tahap pengujian klinis pada bulan Januari 2021 dan bisa di distribusikan setelah vaksin memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan perkiraan produksi dalam jumlah besar akan dilakukan pada bulan Februari atau Maret 2021 oleh PT.Bio Farma. Harga dari vaksin Sinovac ini diperkirakan Rp 200.000.

Sebelumnya Presiden Indonesia Joko Widodo yang sedang mengawasi program vaksinasi di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor, Jawa Barat mengatakan program vaksinasi Covid-19 akan dilakukan pada akhir 2020 atau awal 2021 dan vaksin akan masuk ke Indonesia pada November 2020 dan akan di urus oleh PT. Bio Farma.

Presiden Joko Widodo mengatakan distribusi vaksin juga memerlukan waktu dan metode yang harus dijaga seperti distribusi vaksin yang memerlukan rantai dingin agar menjaga vaksin dalam keadaan baik sehingga disimpan di suhu tertentu. Kelompok masyarakat yang diutamakan terlebih dahulu adalah tenaga medis dan aparat keamanan seperti nakes, polisi, TNI kemudian ASN dan layanan publik seperti pengajar.

Pemerintah akan terus melakukan sosialisasi mengenai vaksin dengan berbagai metode agar banyak masyarakat yang mengikuti program vaksin ataupun vaksin mandiri. Hal ini dilakukan agar vaksin tidak banyak mengalami penolakan.