Lindungi Pesut Mahakam Dari Kepunahan, Pemkab Kukar Gelar Workshop Penetapan Kawasan Konservasi
Penulis: Topan
Rabu, 11 November 2020 | 1.138 views
Kukar, Presisi.co - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI didampingi Direktur Konservasi dan Keanekaragamaan Hayati Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan menggelar Workshop Pembahasan Tata Cara Penetapan Cadangan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam di Kukar secara luring dan daring di Ruang Rapat Bapedda, Lantai II Kantor Bappeda Kukar, Rabu (11/11/2020).
Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kukar Wiyono mengatakan, Kukar memiliki potensi perikanan yang besar dan dianugrahi lumba - lumba air tawar. Ikan endemik yang khas di Kalimantan Timur, yaitu Pesut Mahakam.
"Habitat pesut Mahakam ini berada di Sungai Mahakam bagian tengah dan anak-anak sungainya, serta di Danau Semayang Danau Melintang, "kata Wiyono yang juga Kepala Bappeda Kukar ini.
Wiyono menerangkan, hasil penelitian dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species Of Indonesia (RASI) pada tahun 2019 populasi pesut Mahakam ini tinggal 81 ekor saja dibanding 88 ekor pada tahun 2015.
"Atas inisiatif dan usulan dari Yayasan RASI bekerja sama dengan tim teknis lintas perangkat daerah di Kukar disusunlah suatu kawasan perlindungan pesut Mahakam melalui pencadangan kawasan konservasi perairan, " katanya.
Sementara itu Direktur KKHL KKP Andi Rusandi memaparkan penetapan kawasan berdasarkan kajian ilmiah dan berbasis kemasyarakatan bagi lumba - lumba air tawar pesut Mahakam.
"Ini bertujuan untuk memperoleh perlindungan yang efesien melalui peningkatan kualitas habitat, "katanya.
Diantaranya, kata dia untuk menghindari polusi bahan kimia dan suara bawah air serta mengurangi resiko kematian yang disebabkan rengge, racun dan tertabrak kapal terafiliasi sistem pemantauan perkembangan dan ancaman terhadap pesut Mahakam.
Sementara, pemaparan materi terkait kondisi pesut Mahakam disampaikan Danielle Kreb dari Yayasan Konservasi RASI, Amer Hakim dari Direktorat KKHL serta Ahmad Gestiadi Pasatibu dari Kemendagri.