Penulis: Cika
Kutai Timur, Presisi.co - Seorang remaja wanita usia 13 tahun asal Sangatta, Kutai Timur, dikabarkan menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh empat orang lelaki di sebuah hotel di Kecamatan Bengalon.
Kasus pencabulan ini terungkap setelah orang tua korban melaporkan kejadian yang menimpa anaknya tersebut kepada kepolisian setempat, tepatnya Sabtu (18/7/2020) lalu.
"Karena korban ini sudah tidak pulang sejak hari itu. Kemudian keempat pelaku kami amankan pada Senin 20 Juli 2020," ungkap Kanit Reskrim Polres Kutim, Iptu Rakib Rais, dalam konferensi persnya di Mako Polres Kutim, Selasa (21/7/20) siang tadi.
Adapun kronologis kasus pencabulan itu bermula saat keempat pelaku mengajak korban ke Bengalon. Setibanya disana, keempat pelaku masing-masing berinisial L (20), NA (20), MS (16), dan DL (15) memutuskan mengajak korban menginap di salah satu hotel di daerah tersebut.
"Pada saat berada di hotel itu, keempat pelaku lalu berpikiran untuk mengagahi korban," kata Iptu Rakib.
Untuk memuluskan rencananya, salah satu dari keempat pelaku berinisial L (20) memutuskan mencari minuman alkohol. L dan ketiga temannya bersepakat meminta korban untuk meminum minuman beralkohol yang telah mereka campur sebelumnya dengan minuman berenergi.
"Setelah korban minum dan mabuk, keempat pelaku kemudian langsung menggerayangi pakaian korban," ungkapnya.
Dalam perkara itu, hanya DL (15) yang menjadi pelaku lantaran menyetubuhi korban.
Sedangkan ketiga pelaku lainnya yakni L, NA, dan MS, dikatakan tak memasukkan alat kelamin ke kelamin korban. Peristiwa pencabulan itu berlangsung dari pukul 20.10 Wita hingga pukul 22.20 Wita.
"Korban ini dicabuli dalam keadaan mabuk, tidak sadarkan diri. Setelah tersandar, korban ini menangis dan meminta diantar pulang ke Sangatta," jelasnya.
Atas permintaan korban, keempat pelaku kemudian mengantarkan pulang korban dengan menggunakan dua unit motor. Setibanya di Sangatta pada Minggu malam itu, korban ternyata tidak langsung pulang ke rumahnya. Dia memutuskan menginap dulu di rumah temannya.
Atas perbuatannya, keempat pelaku kini terancam hidup di balik jeruji besi. Keempatnya disanksi dengan Pasal 81 Ayat 2, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
"Khusus untuk kedua pelaku di bawah umur yang telah ditetapkan sebagai tersangka, juga akan tetap diproses sesuai dengan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak," tandas Iptu Rakib
