DPRD Kaltim Dorong Desa Korporasi Ternak Atasi Defisit Daging 4.000 Ton per Tahun
Penulis: Akmal Fadhil
Selasa, 03 Juni 2025 | 5 views
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Firnadi Ikhsan. (Istimewa)
Samarinda, Presisi.co – Kalimantan Timur (Kaltim) masih menghadapi defisit pasokan daging mencapai 4.000 ton per tahun. Menyikapi hal ini, DPRD Kaltim mendorong percepatan program Desa Korporasi Ternak sebagai solusi jangka panjang menuju swasembada daging.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Firnadi Ikhsan, mengungkapkan bahwa dari total kebutuhan 13.000 ton per tahun, produksi lokal baru mampu memenuhi sekitar 9.000 ton. Kesenjangan tersebut selama ini dipenuhi melalui pasokan dari luar daerah.
“Sudah tentu pemerintah daerah harus terus mengembangkan produksi ternak berbasis masyarakat. Desa korporasi ternak adalah jawabannya,” kata Firnadi di Gedung DPRD Kaltim, Selasa 3 Juni 2025.
Program ini dirancang untuk membangun pusat produksi daging berbasis desa dengan dukungan bibit ternak, kandang, pelatihan manajemen, dan penguatan kelembagaan peternak melalui koperasi. Sejumlah wilayah seperti Kutai Timur, Samboja, dan Kutai Kartanegara telah dipilih sebagai lokasi percontohan.
“Ini bukan hanya soal bantuan hewan ternak, tapi juga soal membentuk pola usaha kolektif yang berkelanjutan. Peternak dibentuk dalam kelembagaan agar ada kesinambungan produksi,” jelas Firnadi.
Menurutnya, keberhasilan program sangat bergantung pada pendampingan intensif dari dinas terkait, mulai dari hulu (pengadaan bibit) hingga hilir (pemasaran hasil ternak). Ia menekankan pentingnya membangun komitmen dan kesabaran karena hasil dari sektor peternakan, terutama sapi, tidak bisa diraih secara instan.
“Peternakan bukan pekerjaan sesaat. Harus ada kesabaran, kerja sama kelompok, dan konsistensi dari OPD pendamping,” tambahnya.
Firnadi menilai, jika program ini berjalan optimal, Kalimantan Timur tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan daging secara mandiri, tetapi juga memiliki potensi menjadi pemasok bagi wilayah lain di Kalimantan.
Ia pun mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya fokus pada aspek fisik seperti kandang dan hewan ternak, melainkan juga menyiapkan sistem distribusi dan akses pasar yang menjamin keberlanjutan usaha peternak.
“Jangan hanya berhenti di distribusi sapi. Yang kita kejar adalah ekosistem usaha ternak yang berkelanjutan dan menguntungkan masyarakat desa,” tegasnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, DPRD, dan kelompok peternak, ia optimistis Kaltim dapat mengejar target swasembada daging dalam beberapa tahun ke depan. (*)