Harga Bawang Merah, Gula Pasir dan Cabai Merangkak Naik Jelang Ramadhan
Penulis: Putri
Selasa, 14 April 2020 | 1.033 views
Samarinda, Presisi.co - Jelang bulan suci Ramadan, beberapa harga kebutuhan bahan pokok perlahan mulai beranjak naik. Diantaranya, bahan dasar bumbu dapur seperti bawang merah. Saat ini harga partai (untuk dijual kembali) bawang merah per kilonya Rp. 34.000, Selasa (14/4/2020).
Namun kenaikan harga bawang merah tak diikuti dengan saudaranya yaitu bawang putih yang justru mengalami penurunan harga yang cukup jauh. Semula Rp. 50.000/kilo, sekarang hanya Rp. 35.000/kilo.
"Rata-rata harga kebutuhan bahan pokok di pasar mulai naik, harga bawang merah sebelum baik Rp. 26.000, sekarang jadi Rp 34.000," ujar Sanah, salah satu pedagang sayur mayur di pasar kemuning, Loa Bakung.
Tidak harga bawang merah, harga cabai merah kecil dibanderol Rp. 50.000 ribu/kilogram. Dimana sebelumnya, harga normal berkisar antara Rp. 30.000 - Rp. 35.000/kilogramnya.
Tak hanya itu, kebutuhan bahan pokok lain juga mengalami kenaikan. Seperti gula pasir, minyak goreng, kacang hijau, dan kacang tanah.
"Harga gula pasir sekarang Rp.18.000, sebelumnya Rp. 13.000, minyak goreng Rp. 7.000, sebelumnya Rp. 8.000, kacang hijau Rp. 24.000, sebelumnya Rp. 20.000, kacang tanah Rp. 29.000, sebelumnya Rp. 26.000," jelas Sanah.
Lain halnya dengan ayam potong yang masih relatif stabil. Ukuran sedang dijual dipasaran dengan harga Rp. 45.000/ekornya.
Ditempat berbeda, pemilik warung yang bernama "Juragan Sayur" tepatnya di jalan Kemangi, Sungai Kunjang mengatakan hal yang sama dengan pedagang pasar, bahwa ada kenaikan di beberapa jenis kebutuhan bahan pokok. Namun hal tersebut belum memberi dampak terhadap omset dagang per harinya.
"Dalam satu minggu ini omset masih normal, bahkan ada kenaikan. Penyebabnya mungkin tempat berjualan saya bukan di pasar besar, tapi di pinggir jalan kampung begini, dekat juga dengan komplek perumahan," ujar Isnaniah, pemilik warung Juragan Sayur.
Ibu 5 orang anak ini mengaku, selama pemerintah mengeluarkan imbauan Social Distancing, omset dari hasil jualannya meningkat. Karena warga komplek yang tinggal di dekat warungnya lebih memilih belanja bahan pokok di tempatnya ketimbang harus ke pasar.
"Alhamdulillah setiap hari rame, mungkin karena orang di rumah aja jadi pada milih masak sendiri, kebutuhan masakannya beli disini," ungkapnya.
Ia mengaku, meskipun harga mulai naik biasanya kalau pedagang pengecer tidak terlalu merasakan dampaknya. Apalagi ketika bulan puasa.
"Disini biar lombok harganya mahal juga tetap dibeli, karena pembeli bisa beli sedikit-sedikit gak harus kiloan," pungkasnya.