search

Hukum & Kriminal

Bom Gereja OikumenesamarindaEks Kombatan ISIS

Orang Tua Korban Bom Gereja Oikumene Tolak Wacana Pemulangan Eks Kombatan ISIS ke Indonesia

Penulis: Topan
Selasa, 11 Februari 2020 | 1.256 views
Orang Tua Korban Bom Gereja Oikumene Tolak Wacana Pemulangan Eks Kombatan ISIS ke Indonesia
Kondisi Gereja Oikumen Samarinda pasca diserang aksi terorisme pada 13 November 2016. Sumber Foto (Wikipedia)

Presisi – Wacana pemulangan eks kombatan ISIS asal Indonesia ke tahah air, masih menjadi pro kontra di kalangan pemerintah dan masyarakat. Salah satunya, datang dari keluarga korban bom Gereja Oikumene, Samarinda, Kaltim.

Penolakan oleh keluarga korban bom gereja ini dilandasi oleh rasa trauma mendalam atas aksi terorisme yang terjadi pada 13 November 2016 silam.

Aksi brutal terorisme yang terjadi di Jalan Mengunkusumo ini mengakibatkan 4 korban yang semuanya anak-anak menjadi korban. Satu orang meninggal dunia akibat luka bakar, sementara tiga lainnya yakni Alvaro, Trinity Hutahean dan Anita Kristobal masih menjaani proses pengobatan dan pemulihan pasca kejadian tersebut.

Novita Sagala, orang tua Alvaro menilai, wacana pemulangan eks kombatan ISIS asal Indonesia dari kamp pengungsian di Suriah disebutnya akan menambah ancaman keamanan di Indonesia. Itu disampaikan Novita atas adanya indikasi benih-benih terorisme yang belum tertangani oleh pemerintah hingga saat ini.

“Saya sangat menolak ya, karena apa yang mereka lakukan itu sudah pernah kami alami. Jadi, mungkin beda rasanya dengan orang yang belum pernah mengalami. Itulah kenapa kami sangat menentang pemulangan mereka,” tutur Novita, Selasa (11/2).

Alasan dibalik penentangan ini lanjut dikatakan Novita lantaran eks kombatan ISIS asal Indonesia telah menyatakan diri bukan lagi sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), termasuk membakar segala jenis identitas mereka.

“Mau mengembalikan mereka ke Indonesia itu kan butuh biaya, sementara anak saya saja belum pernah ada biaya dari pemerintah,” ungkapnya.

Lanjut dikatakan Novita, pasca kejadian brutal yang dilakukan oleh kelompok teroris di Gereja Oikumene, Alvaro yang kini duduk sebagai siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD), terus diberinya motivasi agar anaknya memiliki masa depan yang baik, dibalik luka dan trauma yang sempat dialaminya.

“Dia (Alvaro) punya masa depan. Sampai saat ini juga pemerintah daerah belum merealisasikan biaya pendidikan yang sempat dijanjikan,” terang Novita.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Sarina Gultom ibunda Trinity Hutahean, korban lain dari aksi terorisme yang terjadi di Gereja Oikumene.

Melalui pesan WhatsApp, Sarina Gultom yang diketahui masih mendampingi Trinity menjalani proses pengobatan di Guangzhou Tiongkok mengaku kaget lantaran kejadian tragis 4 tahun silam itu, membuat hidupnya menderita. Terlebih, anak perempuan kesayangannya ini, masih menjalani pengobatan akibat luka bakar yang merusak kulitnya.

“Kami sangat menderita, banyak aksi kekerasan yang dilakukan oleh terorisme. Seharusnya itu menjadi pembelajaran agar pemerintah serius menanganinya, bukan pemerintahan malah mengembalikan ISIS itu, kami sangat menolaknya, karena mereka sangat kejam,” tegas Sarina Gultom.