Haji Alung Optimis Kaltim Akan Melaju Pasca Ditetapkan Sebagai Ibu Kota Negara Baru
Penulis: Presisi 1
Kamis, 29 Agustus 2019 | 1.317 views
Presisi.co - Ketua DPRD Kaltim M.Syahrun, angkat bicara terkait perpindahan ibu kota negara yang baru saja diumumkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat konferensi pers yang berlangsung di Istana Negara, Senin(26/8). Menurut Pimpinan karang paci yang akrab disapa H Alung itu, Kaltim akan mengalami sebuah transformasi besar pasca Jokowi menetapkan sebagian wilayah Kabupaten PPU dan Kutai Kartanegara sebagai lokasi ideal ibu kota negara baru, menggantikan Jakarta.
Berikut presisi sajikan wawancara khusus bersama Ketua DPRD Kaltim M.Syahrun.
1. Bagaimana perasaan bapak, setelah mengetahui, ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur?
Pertama-tama, yang ingin saya sampaikan adalah, kita patut bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena Provinsi Kalimantan Timur, baru saja ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, sebagai ibu kota negara yang baru.
Perasaan saya tentu amat senang, bangga dan bahagia, menyambut keputusan yang amat monumental dan bersejarah bagi bangsa kita.
2. Siapkah Kaltim menerima status sebagai ibu kota negara yang baru?
Ini adalah amanah besar yang harus kita jalankan, tidak hanya oleh Pemerintah dan DPRD saja, seluruh elemen masyarakat, tentunya akan bahu membahu, membangun ibu kota negara.
Bahkan, dari tujuh persyaratan yang diajukan, kaltim telah memenuhi keseluruhannya. Mulai dari lokasi yang strategis, ketersediaan lahan, bebas dari bencana alam seperti, gempa bumi, tsunami dan lain sebagainya. Kaltim juga memiliki sumber daya air yang cukup serta memiliki fasilitas tiga matra, baik itu udara, laut dan darat
Alhamdulillah, potensi konflik sosial di Kaltim pun amat rendah, masyarakat kita sangat terbuka dengan para pendatang, begitupula dengan kondusifitas daerah yang selalu terjaga.
Saya kira, hal tersebutlah yang membuat kaltim layak dan telah ditetapkan menjadi ibu kota negara baru, menggantikan kota jakarta.
3. Sudah tepatkah menurut bapak perpindahan ibu kota negara ditempatkan di wilayah Kabupaten PPU dan Kabupaten Kutai Kartanegara?
Terpilihnya Kabupaten PPU dan Kabupaten Kutai Kartanegara saya kira adalah keputusan yang tepat, karena keputusan tersebut, saya yakini, berdasarkan kajian dan pertimbangan pemerintah pusat.
Kita tahu bahwa, Kabupaten PPU berada ditengah-tengah Indonesia dan terkoneksi langsung dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Secara garis besar, kondisi geografis Kabupaten PPU dan Kukar juga bebas dari bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan banjir.
Terkait pengembangannya, Kabupaten PPU dan Kukar dianggap strategis untuk pengembangan ibu kota negara yang baru. Saya yakin, pemerintah pusat telah memiliki hasil kajian mendalam terhadap dua daerah ini.
4. Adakah dampak positif yang bisa Kaltim terima dengan keputusan tersebut?
Saya yakin, perpindahan ibu kota negara baru ke Kaltim akan membawa dampak positif terhadap pemerataan pembangunan di Benua Etam.
Kaltim selanjutnya akan menjadi destinasi baru bagi para investor, ketersediaan infrastruktur pelan-pelan akan terpenuhi, lapangan kerja akan terbuka luas, pendidikan akan semakin baik dengan begitu, ekonomi daerah pun akan terus meningkat.
5. Bisa ceritakan Pak, bagaimana persiapan dan perjuangan kaltim hingga terpilih menjadi ibu kota? Khususnya terkait peran bapak sebagai Pimpinan DPRD ?
Pemerintah dan DPRD adalah mitra yang selalu mendukung satu dengan lainnya, semua itu nampak dari program-program strategis yang keseluruhannya dapat terwujud oleh dukungan DPRD Kaltim.
Termasuk didalamnya adalah perjuangan untuk mempersiapkan diri sebagai ibu kota negara yang baru.
Banyak infrastruktur serta fasilitas-fasilitas publik yang semula telah kita persiapkan yang kemudian melengkpai syarat pemindahan ibu kota negara baru, seperti jalan tol, bandara dan lain sebagainya.
6. Pesan bagi masyarakat terhadap perpindahan ibu kota negara.
Kepada seluruh masyarakat, mari sama-sama kita dukung terwujudnya ibu kota negara baru. Mari kita siapkan diri kita, sebaik-baiknya, agar amanah ini dapat kita pertanggung jawabkan secara bersama-sama. (*)