Tangkapan layar video warga saat kapal tongkang yang memuat batu bara menabrak jembatan Mahulu pada Selasa, 23 Desember 2025. (Istimewa)
Samarinda, Presisi.co - Kapal tongkang bermuatan batu bara terhadap Jembatan Mahakam Ulu (Mahulu), di Samarinda mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek keselamatan struktur jembatan.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR–Pera) Kaltim turun langsung ke lokasi kejadian pada Selasa 23 Desember 2025.
Hal itu untuk melakukan pemeriksaan awal pasca benturan yang terjadi pada dini hari.
Kepala Dinas PUPR–Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menyampaikan bahwa hasil pengamatan visual menunjukkan adanya indikasi kerusakan pada salah satu pilar utama jembatan, yakni Pilar 6 (P6), yang berfungsi menopang bentang utama struktur.
“Dari pengecekan awal, kami melihat adanya bekas benturan dan pecahan beton di bagian bawah pilar. Pilar ini memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan jembatan,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya belum dapat memastikan apakah benturan tersebut menyebabkan perubahan bentuk atau pergeseran struktur.
Untuk itu, tim teknis akan melanjutkan pemeriksaan lanjutan dengan metode pengukuran presisi guna memastikan kondisi aktual jembatan.
“Secara kasat mata belum bisa disimpulkan adanya deformasi. Kami akan melakukan pengukuran menggunakan peralatan khusus untuk mengetahui apakah ada pergeseran antar pilar maupun elemen struktur lainnya,” ujar Firnanda.
Penentuan Status Aman Tunggu Hasil Kajian Teknis
Seiring proses investigasi teknis, Dinas PUPR–Pera Kaltim juga menyiapkan langkah antisipatif dengan berkoordinasi bersama sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan, Satpol PP, Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud), serta Satuan Lalu Lintas.
Koordinasi tersebut bertujuan menentukan langkah pengamanan lalu lintas di sekitar jembatan, termasuk kemungkinan pembatasan kendaraan bertonase besar atau penutupan sementara, bergantung pada hasil kajian keselamatan struktur.
“Kami tidak ingin mengambil keputusan terburu-buru. Keselamatan pengguna jalan menjadi prioritas, sehingga hasil analisis teknis akan menjadi dasar penentuan kebijakan,” tegasnya.
Hingga proses pemeriksaan rampung, masyarakat diminta tetap berhati-hati saat melintasi kawasan Jembatan Mahakam Ulu dan mematuhi arahan petugas di lapangan.
Diketahui, tabrakan terjadi pada Selasa pagi sekitar pukul 05.30 Wita. Sebuah kapal tongkang bermuatan ribuan metrik ton batu bara dengan lambung M80-1302, yang ditarik Tugboat KD 2018 dari arah hulu Sungai Mahakam menuju muara, menabrak struktur jembatan.
Jembatan Mahakam Ulu sendiri merupakan infrastruktur strategis yang dibangun menggunakan pendanaan APBD Provinsi Kalimantan Timur dan menjadi salah satu penghubung vital aktivitas transportasi di Kota Samarinda.
Hingga berita ini disusun, proses pengumpulan data teknis masih berlangsung dan hasil lengkap evaluasi struktur jembatan belum diumumkan secara resmi. (*)