Cerita Direktur Akademi Borneo FC Jacksen F. Tiago Belajar Ilmu Pembinaan Sepak Bola Spanyol
Penulis: Muhammad Riduan
1 jam yang lalu | 0 views
Direktur Akademi Borneo FC Samarinda, Jacksen F. Tiago (Kiri) saat berfoto di Tim Real Sociedad.(Ho/Borneo FC)
Samarinda, Presisi.co — Direktur Akademi Borneo FC Samarinda, Jacksen F. Tiago, mengikuti program Academy Director Spain Internship yang digelar oleh I-League bersama Ekkono di Spanyol beberapa waktu lalu.
Jacksen menjelaskan, program tersebut berlangsung dalam beberapa tahapan. Pada pekan pertama, peserta mengikuti sesi classroom setiap pagi di Barcelona, membahas berbagai aspek manajemen dan pembinaan akademi sepak bola.
“Pagi kami belajar di kelas dari jam 08.00 sampai 12.00, lalu sore harinya kami mengunjungi klub amatir di Barcelona. Di sana kami belajar soal administrasi, metodologi latihan, sistem pembinaan, perekrutan pemain, hingga hubungan sosial klub dengan masyarakat dan suporter,” ucapnya dihubungi awak media, Minggu 14 Desember 2025.
Memasuki pekan kedua, Jacksen bersama grupnya melanjutkan internship ke Donostia-San Sebastián dan bergabung dengan klub La Liga, Real Sociedad. Selama satu pekan, ia mendapatkan akses luas untuk mengamati seluruh aktivitas klub, mulai dari akademi usia 13 tahun hingga tim utama.
“Tapi tim senior kita tidak boleh dekat harus dari jauh kita mengunjungi fasilitasnya, itu pagi hari. Sorenya kita kelas room, kita belajar nutrisi metodologi, visi-misi klub, sejarah, hingga sistem perekrutan pemain,” jelasnya.
Menurut Jacksen, perbedaan pembinaan sepak bola Spanyol dan Indonesia sangat mencolok, baik dari sisi budaya maupun sistem. Salah satu hal yang menarik perhatiannya adalah pembentukan karakter pemain sejak usia dini.
"Pemain-pemain bantu pelatih bawa alat ke lapangan, mereka latihan semua ya itu. Terus yang kedua, misalnya fasilitas itu bersih. Bersih bukan karena karyawan dinas kebersihan, tapi karena anak-anak itu begitu begitu selesai kegiatannya itu mereka bersihkan semua di sekitar mereka karena mereka peduli terhadap yang next-nya," tambahnya.
Meski tidak semua konsep bisa diterapkan di Indonesia, Jacksen menilai banyak hal yang dapat diadaptasi di Akademi Borneo FC. Salah satunya adalah penguatan metodologi latihan yang spesifik dan berkelanjutan.
“Tapi saya rasa itu sebenarnya kita sudah sudah punya di Borneo tapi ya itu SDM-nya kadang masih ada kesulitan dan di situ saya masih perlu kawal terus menerus,” ujarnya.
Selain itu, pentingnya memperkuat sistem pencarian bakat (talent scouting) di berbagai daerah di Indonesia. Ia menyebut telah menjalin komunikasi dengan daerah seperti di Bontang dan Sekolah Khusus Olahragawan Indonesia (SKOI), serta membangun hubung dengan Nusa Tenggara Timur, Papua, Makassar, Ambon.
"Ada beberapa wilayah yang kita akan coba bangun sebuah sistem di mana kita sudah punya wakil Borneo FC untuk memenuhi bakat-bakat dari daerah itu, tapi nanti kita akan menggunakan konsep yang Borneo punya," ujarnya.
"Manfaatkan kemampuan dari SKOI dengan membina anak-anak sehingga anak-anak itu kita memberikan akses mereka untuk yang berpotensi ya untuk bisa suatu nanti jadi bagian dari Borneo," tambahnya. (*)