search

Berita

Kebakaran AngganaDisdamkarmatan KukarKebakaran Hari IniKecamatan Anggana

Kebakaran Maut di Anggana Tewaskan Tiga Balita, 8 Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal

Penulis: Redaksi Presisi
1 hari yang lalu | 140 views
Kebakaran Maut di Anggana Tewaskan Tiga Balita, 8 Keluarga Kehilangan Tempat Tinggal
Peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa 3 Balita di Kecamatan Anggana. (Istimewa)

 

Presisi.co — Suasana Kamis siang di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, mendadak berubah muram. Asap tebal membubung dari permukiman padat di Jalan Sambarina, Poros Anggana, Gang Mulia Tosungan Purun RT 21, setelah api melalap deretan rumah kayu yang berdempetan. Kebakaran yang terjadi pada Kamis, 11 Desember 2025, pukul 13.17 WITA itu bukan hanya meratakan bangunan, tetapi juga merenggut tiga nyawa balita yang menjadi korban.

Kabar duka itu disampaikan langsung oleh Muchsin saat dihubungi oleh pewarta Presisi.co, Kepala Seksi Pemadaman dan Investigasi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Matan Kukar, mewakili Kepala Dinas Damkar Fida Hurasani. Dalam keterangan resminya kepada media, Muchsin tak mampu menyembunyikan kesedihan atas tragedi tersebut.

“Perlu kita sesalkan, tapi ya apa boleh buat. Untuk korban yang meninggal dunia ada tiga orang. Umur satu tahun, tiga tahun, dan lima tahun, semuanya laki-laki,” ungkapnya. 

Ketiga balita itu ditemukan setelah tim pemadam berhasil masuk ke bagian belakang bangunan yang sebelumnya tidak bisa dijangkau akibat kencangnya kobaran api.

Dari data sementara Posko Damkar Anggana, terdapat tiga bangunan yang hangus terbakar. Semua bangunan itu sebagian besar terbuat dari bahan kayu, membuat api menyebar begitu cepat hanya dalam hitungan menit.

“Mayoritas bahan rumah itu kayu, jadi api langsung membesar dan menjalar,” jelas Muchsin.

Tim Damkar yang terdiri dari personel Posko Anggana, dibantu warga dan relawan, tiba beberapa menit setelah laporan masuk. Namun kondisi medan yang padat dan akses gang yang sempit membuat proses penanganan tidak mudah.

Butuh waktu sekitar satu jam bagi petugas untuk sepenuhnya menguasai si jago merah. Pada pukul 14.37 WITA, api dinyatakan padam dan proses pendinginan dimulai. Hingga sore harinya, tim masih menyisir puing-puing untuk memastikan tidak ada titik panas tersisa.

Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti kebakaran masih dalam tahap penyelidikan. Namun berdasarkan laporan awal dari lapangan, dugaan mengarah pada arus pendek listrik.

“Untuk sementara dugaan sebab kebakaran adalah korsleting listrik. Tapi kami tetap menunggu identifikasi pihak yang berwenang,” kata Muchsin.

Ia menegaskan, investigasi menyeluruh tetap akan dilakukan demi memastikan penyebab kejadian dan mencegah tragedi serupa terjadi lagi.

Dari pendataan awal, kebakaran ini berdampak langsung pada delapan kepala keluarga (KK). Mereka kini kehilangan tempat tinggal dan sebagian besar harta benda. Banyak warga yang tak sempat menyelamatkan barang apa pun karena api melahap dengan cepat.

Sementara itu, para korban yang selamat dan saksi-saksi masih dimintai keterangan oleh aparat. Beberapa warga terlihat menangis dan saling menguatkan saat proses pemadaman berlangsung.

“Untuk nama anak-anak dan identitas keluarganya belum bisa kami sampaikan. Masih tahap pemeriksaan dan pendataan,” ujar Muchsin.

Jenazah ketiga korban kini berada di Puskesmas Kecamatan Anggana untuk proses identifikasi dan langkah penanganan lebih lanjut.

Muchsin menyampaikan laporan dengan suara yang terdengar berat. Ia mengaku sangat terpukul dengan musibah ini, terutama karena korbannya adalah anak-anak.

“Inilah laporan yang bisa kami berikan kepada rekan-rekan wartawan. Selanjutnya kami masih menunggu data yang valid dari rekan-rekan di lapangan,” ujarnya. 

Pihak Damkar Kukar memastikan akan terus memperbarui informasi serta mendampingi keluarga korban. Mereka juga mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan rumah kayu, untuk lebih waspada terhadap instalasi listrik dan potensi kebakaran di musim cuaca panas akhir tahun.

Pasca-kebakaran, kawasan Gang Mulia seketika berubah menjadi puing hitam dan serpihan kayu hangus. Warga yang kehilangan tempat tinggal kini tengah mengungsi di rumah tetangga terdekat maupun tempat penampungan sementara.

Beberapa warga berharap pemerintah daerah segera memberikan bantuan darurat, mengingat banyak keluarga kini tak memiliki pakaian, peralatan tidur, ataupun dokumen penting lainnya. 

Menutup keterangannya, Muchsin memastikan tim Damkar masih berada di lokasi hingga seluruh proses pendinginan dan penyisiran tuntas.

“Kami tetap menunggu data valid dari posko Anggana. Seluruh anggota masih siaga dan bekerja di lapangan,” katanya.

Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi warga Anggana. Dalam sehari, tiga nyawa balita melayang, delapan keluarga kehilangan rumah, dan satu kampung diliputi kabut kesedihan.

Namun di balik musibah itu, solidaritas warga terlihat nyata. Mereka saling membantu membersihkan puing, menyiapkan makanan, hingga berbagi ruang untuk para pengungsi sementara. (*)

Editor: Redaksi