BPBD Siapkan Posko Khusus Hadapi Potensi Bencana Jelang Natal dan Tahun Baru di Samarinda
Penulis: Muhammad Riduan
2 jam yang lalu | 0 views
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso.(Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda mulai mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah kegiatan kesiapsiagaan.
Menurut BPBD beberapa kali menggelar latihan kesiapsiagaan, pengecekan peralatan, serta simulasi penanganan bencana. Upaya mitigasi juga dilakukan pada sejumlah titik rawan genangan yang kerap menghambat mobilitas warga, seperti kawasan Antasari, Alaya, Sentosa, hingga Simpang Empat Sempaja.
“Beberapa titik titik yang menjadi penghambat mobilitas warga ketika genangannya dalam. Walaupun sekarang lebih cepat surut, tetap harus dimitigasi,” jelasnya, Selasa 9 Desember 2025.
Ia menambahkan, Wali Kota Samarinda Andi Harun juga telah meminta BPBD untuk mendirikan posko kesiapsiagaan terpadu khusus, terpisah dari posko pelayanan Nataru. Posko itu nantinya berfokus pada penanganan potensi bencana selama periode libur panjang.
"Itu (Posko) mendirikan khusus di luar dengan posko terpadu, Nataru dan pelayananan, BPBD posko ini khusus," tegasnya.
Terkait arahan dari pemerintah pusat, Suwarso membenarkan adanya koordinasi melalui Rakornas bersama Menteri Dalam Negeri. Dalam pertemuan itu, seluruh daerah diingatkan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, banjir, serta longsor berdasarkan informasi dari BMKG.
“Daerah diminta memastikan kesiapan, pelatihan, dan pengelolaan penanggulangan bencana,” ujarnya.
Untuk wilayah Samarinda, titik rawan genangan yang berpotensi mengganggu arus kendaraan khususnya menuju Bandara APT Pranoto, berada di jalur Antasari, Suryanata, Alaya, hingga DI Panjaitan. BPBD pun menyiapkan kendaraan dalmas untuk membantu mobilisasi warga jika terjadi gangguan lalu lintas.
Penanganan bencana, kata Suwarso, tidak bisa dilakukan BPBD sendiri. Keterlibatan Polresta, Kodim, Basarnas, hingga unsur lain diperlukan dalam situasi darurat.
“Bencana itu urusan bersama, harus dikerjakan secara kolaboratif,” tegasnya.
Dengan tingginya mobilitas masyarakat pada periode Nataru, BPBD memfokuskan pemantauan pada titik-titik yang berpotensi menghambat kelancaran perjalanan warga.(*)