Cerita Selamet Riyadi, Belasan Tahun Jadi Marbot Akhirnya Umrah Gratis Dibiayai Pemprov Kaltim
Penulis: Akmal Fadhil
31 menit yang lalu | 0 views
Marbot Masjid Al Falah, Selamet Riyadi penerima gratis Umroh dari Pemprov Kaltim. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Di sudut Masjid Jami Al Falah AWS, Kelurahan Air Hitam, Samarinda Ulu, sosok Selamet Riyadi tampak sederhana.
Sehari-hari ia bertugas menjaga kebersihan, mempersiapkan sarana ibadah, dan memastikan masjid tetap hidup dari waktu ke waktu.
Tidak banyak yang tahu, ia telah mengabdi sebagai marbot selama 15 tahun pekerjaan sunyi yang jarang terdengar, tetapi selalu dibutuhkan.
Pengabdian panjang itulah yang kini mengantarkan Selamet menjadi salah satu penerima program Umrah Gratis Pemprov Kaltim.
Tanpa pernah menyangka, namanya terpilih untuk berangkat pada gelombang kedua yang dijadwalkan akan berangkat pada 18 Desember 2025 mendatang.
“Awalnya saya cuma diminta menyerahkan KTP dan fotokopi KK ke kelurahan. Tidak ada proses yang sulit,” ujarnya Selasa 2 Desember 2025.
Setelah itu, ia mendadak ditelepon pihak travel yang mengabarkan keberangkatannya.
“Tidak ada pemberitahuan dari pemerintah langsung, tapi pihak travel yang menghubungi,” katanya.
Selamet menegaskan bahwa seluruh biaya perjalanan umrah ditanggung penuh pemerintah.
Ia hanya perlu menyiapkan kebutuhan pribadi seperti pembuatan paspor, vaksin, serta perlengkapan pakaian.
“Perjalanan semua gratis. Saya cuma bayar paspor, vaksin, sama jahit pakaian,” katanya.
Masjid Al Falah hanya memiliki satu marbot dan Selamet adalah satu-satunya yang dipilih.
Ia menyebut program ini sudah berjalan sejak Agustus, dan ia masuk pada pemberangkatan gelombang kedua.
Harapannya sederhana, semoga ke depan lebih banyak pengabdian sunyi lain yang juga mendapat kesempatan serupa.
“Bersyukur sekali bisa dapat umrah gratis dari Gubernur. Mudah-mudahan ke depan makin banyak yang bisa diberangkatkan,” ungkapnya, tersenyum.
Menjelang keberangkatan, Selamet fokus mempersiapkan fisik dan beberapa kebutuhan pribadi.
Di sela tugas rutinnya, ia masih menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa perjalanan spiritual yang selama ini hanya bisa ia bayangkan, kini benar-benar di depan mata.
Bagi Selamet Riyadi, umrah ini bukan sekadar keberangkatan.
“Ini adalah hadiah dari 15 tahun pengabdian wujud penghargaan yang datang pada waktu yang tepat,” pungkasnya. (*)