Kapolda Kaltim Sebut Sispamkota di Samarinda untuk Memastikan Kesigapan Aparat dan Perlindungan Hak Masyarakat
Penulis: Muhammad Riduan
6 jam yang lalu | 0 views
Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) di lapangan parkir Gelora Kadrie Oening. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) telah dilaksanakan di lapangan parkir Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, pada Jumat 31 Oktober 2025.
Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan personel yang dari berbagai unsur pengamanan, termasuk Polri, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), hingga Dinasa Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmar).
Kapolda Kaltim, Irjen Pol Endar Priantoro menjelaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan aparat dalam menghadapi berbagai situasi, terutama saat pengamanan aksi unjuk rasa.
“Kami melakukan pelatihan simulasi sistem pengamanan kota untuk memastikan kesiapsiagaan aparat negara dalam kondisi apapun,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut juga menjadi ajang untuk memotivasi personel agar memahami secara teknis dan taktis setiap tahapan pengamanan mulai dari situasi aman, kondisi rawan, hingga situasi terburuk seperti kericuhan massa.
“Kami ingin memastikan apa yang dilakukan personel sudah sesuai dengan standar operasional dan aturan yang berlaku, termasuk menjamin hak asasi manusia dan kebebasan menyampaikan pendapat,” tambahnya.
Irjen Pol Endar menekankan pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat agar setiap kegiatan pengamanan dapat berjalan lancar dan proporsional.
“Semoga masyarakat bisa mengetahui bahwa yang kami lakukan ini dalam rangka untuk menjamin hak-hak masyarakat menyampaikan pendapat dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menjelaskan, simulasi menggambarkan secara menyeluruh proses pengamanan aksi, mulai dari situasi damai hingga kondisi eskalasi tinggi.
“Tadi kita mulai dari situasi umum, lalu massa datang, kemudian pelaksanaan aksi dengan keterlibatan tim negosiator dan Dalmas. Saat eskalasi meningkat, kita turunkan Dalmas lanjutan hingga pasukan Brimob untuk penanggulangan huru-hara,” ucapnya.
Kombes Pol Hendri Umar juga menyoroti keterlibatan Detasemen 45 (D45) anti-anarkis, yang diturunkan dalam skenario saat massa berubah menjadi perusuh dan melakukan tindakan destruktif.
“Setelah selesai rangkaian. Lalu itu dilakukan rekonsiliasi dan kegiatan sosial untuk menjaga kembali hubungan baik antarunsur pengamanan dan masyarakat,” jelasnya.