search

Berita

Gubernur KaltimRudy Mas'udBlank SpotLiterasi DigitalPemprov KaltimInternet Masuk Desa

Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud Sebut 610 Desa Kini Terhubung Internet

Penulis: Akmal Fadhil
3 jam yang lalu | 0 views
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud Sebut 610 Desa Kini Terhubung Internet
Rudy Mas'ud, Gubernur Kalimantan Timur. (Presisi.co/Akmal)

Samarinda, Presisi.co – Upaya pemerataan pembangunan digital di Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan kemajuan signifikan. 

Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, mengungkapkan bahwa hingga saat ini 610 dari 841 desa di provinsi tersebut telah terhubung dengan jaringan internet.

Capaian ini menjadi tonggak penting dalam mendorong transformasi digital hingga ke pelosok daerah.

Menurut Rudy, pemerataan akses internet bukan sekadar program infrastruktur, melainkan bagian dari strategi besar peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan publik berbasis teknologi.

“Kehadiran internet di desa-desa sangat sesuai dengan program prioritas Pemprov Kaltim. Tujuannya jelas, untuk mendukung mencerdaskan anak-anak Kaltim dan mempercepat pelayanan publik berbasis digital hingga ke pelosok,” ujarnya Rabu 29 Oktober 2025.

Hadirnya internet di pedesaan Kaltim mulai menunjukkan dampak positif. Berdasarkan data Kementerian Kominfo (2024), akses internet berkontribusi terhadap peningkatan literasi digital sebesar 12,7% di wilayah-wilayah yang sebelumnya tergolong “blank spot”.

Selain itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim 2023 mencatat bahwa angka partisipasi sekolah anak usia 13–18 tahun di desa yang memiliki internet meningkat 8% dibandingkan desa tanpa koneksi digital.

“Digitalisasi dan literasi adalah dua hal yang saling terkait erat. Dengan hadirnya internet, minat baca dan budaya literasi anak-anak Kaltim semakin meningkat,” tambah Rudy.

Gubernur menegaskan, pemerintah daerah terus mendorong terwujudnya konsep “Desa Internet” sebuah inisiatif yang tidak hanya fokus pada konektivitas, tetapi juga pada penyediaan fasilitas digital seperti pojok baca online, pelatihan literasi digital, serta pusat layanan publik terpadu berbasis internet.

Rudy juga mengajak perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kaltim, terutama di sektor pertambangan, energi, dan perkebunan, untuk turut berpartisipasi dalam memperluas jaringan internet pedesaan.

“Internet dan digitalisasi wajib kita hadirkan di seluruh desa di Kaltim. Kami berharap perusahaan berperan aktif mendukung pemerintah mewujudkan internet di desa-desa sekitar wilayah operasi mereka,” tegasnya.

Hingga 2025, Pemprov Kaltim menargetkan seluruh 841 desa di wilayahnya memiliki akses internet memadai. 

Program ini juga sejalan dengan Strategi Nasional Indonesia Digital 2045 yang menempatkan inklusi digital sebagai pilar utama pembangunan.

Dengan langkah-langkah tersebut, Kaltim diharapkan tidak hanya dikenal sebagai daerah kaya sumber daya alam, tetapi juga sebagai “Provinsi Literasi dan Digital”, tempat generasi muda tumbuh dalam ekosistem pendidikan dan informasi yang setara. (*)

Editor: Redaksi